Kamis, Oktober 31, 2024
BerandaBaliSejumlah Ortu di Tabanan Tak Izinkan Anaknya Ikut PTM

Sejumlah Ortu di Tabanan Tak Izinkan Anaknya Ikut PTM

Sejumlah orangtua (ortu) siswa di Kabupaten Tabanan tidak mengizinkan anaknya mengikuti pembelajaran tatap muka (PTM).

Tabanan (bisnisbali.com) –Sejumlah orangtua (ortu) siswa di Kabupaten Tabanan tidak mengizinkan anaknya mengikuti pembelajaran tatap muka (PTM). Salah satu pertimbangan mereka adalah takut anaknya terpapar Covid-19.

Kepala Dinas Pendidikan Tabanan I Nyoman Putra menyatakan, sudah hampir sepekan PTM di Kabupaten Tabanan berjalan dan selama periode tersebut masih ada siswa yang tidak diizinkan mengikutinya. Ini karena ortu siswa bersangkutan takut anaknya terpapar virus corona. Akan tetapi persentase jumlah siswa yang tidak dibolehkan masuk terbilang sedikit. Satu sekolah mungkin hanya 2 persen.

“Kemungkinan para orangtua itu masih memantau, setelah dirasa aman baru mengizinkan anaknya mengikuti PTM. Untuk itu kami tegas dan terus memantau penerapan protokol kesehatan agar anak-anak bisa belajar dengan nyaman,” jelasnya, Jumat (8/10).

Menurutnya, siswa yang tidak diizinkan oleh orangtuanya ambil bagian dalam PTM terbatas dipastikan bisa mengikuti pembelajaran daring. Hal tersebut tidak masalah dan sah-sah saja, karena sebelum memutuskan menggelar PTM pihaknya sudah menyebar surat pernyataan kepada orangtua siswa.

Selama berjalannya PTM, Dinas Pendidikan Tabanan memantau prokes yang diterapkan oleh sekolah-sekolah telah berjalan lancar. Bahkan, pihak sekolah sangat ketat menjalankan prokes sehingga tidak sampai menimbulkan kerumunan, baik itu saat masuk kelas maupun ketika siswa pulang. ”Prokes di masing-masing sekolah sudah bagus, namun jangan sampai berpuas diri agar PTM bisa digelar berkesinambungan,” ujarnya.

Di sisi lain, hasil pemantauan PTM juga menemukan beberapa siswa utamanya kelas VII yang belum menggunakan seragam SMP. Hal ini tidak masalah bagi pihak sekolah karena itu dimungkinkan oleh adanya imbauan Bupati Tabanan terkait siswa tidak diwajibkan membeli pakaian. Terpenting siswa bersangkutan berpakaian yang layak untuk belajar. “Kami tidak permasalahkan itu dan masih diizinkan. Akan tetapi kami akan melihat situasi dan perkembangan nanti,” pungkasnya. *man

Berita Terkait
- Advertisment -

Berita Populer