Jakarta (bisnisbali.com) – PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk menorehkan prestasi bertaraf internasional atas keberhasilannya melakukan transformasi digital. BRI memperoleh dua penghargaan sekaligus yaitu kategori “Special Award for Digital Resiliency” dan “CIO of the Year” dalam ajang IDC Future of Enterprise Awards 2021 yang digelar secara daring pada Jumat (07/10).
Berdasarkan penilaian IDC, penghargaan “Special Award for Digital Resiliency” diberikan kepada BRI atas kemampuan bertahan dan beradaptasi dengan cepat melalui berbagai krisis dan disrupsi dengan memanfaatkan dan mengembangkan kapabilitas digitalnya.
Direktur Digital dan Teknologi Informasi BRI, Indra Utoyo, mengatakan BRI terus mengembangkan digital resiliency ini untuk dapat bertahan di tengah perubahan dan disrupsi, seperti perubahan lanskap industri, krisis akibat pandemi, hingga pergeseran perilaku konsumen.
Oleh karena itu, menurut Indra dalam menghadapi disrupsi, “The Best Defense is a Good Offense,” yaitu dengan pendekatan bimodal: meningkatkan kemampuan inti dan pada saat yang sama menjajaki peluang baru. Melalui penerapan teknologi dan transformasi digital ini, lanjut dia, telah membantu BRI untuk merespons krisis dengan lebih baik.
“Penghargaan ini merupakan sebuah validasi bagi tim BRI, mitra, dan rekan-rekan di BRI yang bekerja sangat keras untuk menempatkan BRI di garda depan transformasi digital khususnya di perbankan. Tentunya pencapaian ini menjadi inspirasi bagi BRI untuk terus berkembang di tengah segala tantangan,” ujar Indra dengan bangga.
Adapun kategori “CIO of the Year” merupakan penghargaan yang diberikan kepada CIO (Chief Information Officer) yang berperan penting dalam menentukan visi dan membuat keputusan kunci dalam pelaksanaan transformasi digital suatu organisasi. IDC menilai peran CIO memiliki posisi unik untuk mempengaruhi arah bisnis perusahaan saat menghadapi tantangan baru seperti pandemi. CIO harus mampu bergerak cepat dengan berani memimpin organisasi mereka menanggapi kebutuhan dunia yang berubah.
Oleh karena itu, Indra Utoyo dinobatkan oleh IDC sebagai CIO of the Year, karena dinilai strateginya akan menjadi panutan dan inspirasi bagi penggerak transformasi lainnya, tentang bagaimana mengelola transisi berkelanjutan dari teknologi lama ke teknologi baru.
“Dalam transformasi digital, selain mengimplementasi dan mengembangkan teknologi, kami juga melakukan transformasi budaya. Tujuannya, untuk menanamkan sebuah mindset yang kami sebut sebagai “Digital as Our DNA” dalam setiap pekerja BRI di seluruh Indonesia. Pendekatan ini akan memungkinkan kami untuk menjadi David dan Goliath di saat yang bersamaan: mengelola kembali kekuatan utama BRI sebagai bank terbesar, tapi juga menjadi gesit layaknya perusahaan startup,” ujarnya menjelaskan.
Indra juga menambahkan kunci untuk menang dalam disruspi adalah memiliki growth mindset, atau pola pikir yang terbuka pada perubahan dan perkembangan. Sebabnya, pasar akan selalu volatile, uncertain, complex, dan ambiguous (VUCA). Pola pikir growth mindset ini akan membantu kita terus berkembang namun tetap otentik, kreatif, dan terbuka terhadap kolaborasi dan ide-ide baru.
“Saya merasa terhormat dan rendah hati untuk menerima penghargaan ini. Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada tim dan mitra saya atas kerja kerasnya, rekan kerja, jajaran dewan direksi BRI, dan CEO kami atas dukungan dan bimbingannya,” tutup Indra.
IDC adalah perusahaan yang didirikan pada 1964, dan merupakan anak usaha dari International Data Group (IDG, Inc.) yang bergerak di bidang media teknologi, data, dan layanan pemasaran terkemuka di dunia. Dengan lebih dari 1.100 analis di seluruh dunia, IDC menawarkan keahlian global, regional, dan lokal tentang peluang dan tren teknologi serta industri di lebih dari 110 negara. Analisis dan wawasan IDC telah membantu profesional TI, eksekutif bisnis, dan komunitas investor dalam membuat keputusan teknologi berbasis fakta dan data guna mencapai tujuan bisnis utama mereka. *rah