Panen Jagung, Petani Hasilkan 7,9 Ton Per Hektar

Sejumlah petani di Desa Tegal Mengkeb, Kecamatan Selemadeg Timur (Seltim), mampu mengantongi produksi hingga 7,9 ton per hektar kualitas pipilan kering pada musim panen tahun ini. Hasil jagung ini merupakan bagian alokasi bantuan dari Tugas Pembantuan (TP) Provinsi Bali yang mencapai 5.000 hektar.

3110
PANEN - Panen jagung di Desa Tegal Mengkeb, Kecamatan Seltim.

Tabanan (bisnisbali.com) – Sejumlah petani di Desa Tegal Mengkeb, Kecamatan Selemadeg Timur (Seltim), mampu mengantongi produksi hingga 7,9 ton per hektar kualitas pipilan kering pada musim panen tahun ini. Hasil jagung ini merupakan bagian alokasi bantuan dari Tugas Pembantuan (TP) Provinsi Bali yang mencapai 5.000 hektar.

Hal tersebut terungkap di sela-sela panen raya jagung nusantara yang digelar serentak di seluruh Indonesia secara virtual. Panen raya di Bali dipusatkan di Desa Tegal Mengkeb, Rabu (29/9). Kegiatan dihadiri Kabid Tanaman Pangan dan Hortikultura Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Provinsi Bali Ir. I Wayan Sunarta, M.P., sekaligus melakukan panen secara simbolis, Plt. Kabid Tanaman Pangan Hortikultura Dinas Pertanian Kabupaten Tabanan I Gusti Ngurah Ketut Wicahyadi, S.P., BPTP Bali dan sejumlah petani di Desa Tegal Mengkeb.

Sunarta mengungkapkan, panen jagung dilakukan bersamaan di seluruh Indonesia. Selama ini di Bali mengembangkan tanaman jagung cukup luas atau rata-rata 15 ribu hektar per tahun yang tersebar di Kabupaten Buleleng, Jembrana, Tabanan, Karangasem dan Klungkung.

Dalam rangka meningkatkan hasil jagung, pemerintah hadir dengan memberikan bantuan dalam bentuk benih jagung seluas 5.000 hektar tahun ini. Dari jumlah tersebut, Tabanan mendapat alokasi 1.500 hektar. ‘’Ada juga petani yang membudidayakan secara swadaya yang luasnya sekitar 700 hektar,” terangnya.

Saat ini bantuan benih jagung tersebut sudah memasuki musim panen. Hasil dari perhitungan ubinan yang dilakukan di Desa Tegal Mengkeb, rata-rata mampu berproduksi cukup tinggi, yakni hingga 7,9 ton per hektar kualitas pipilan kering dengan kadar air 14 persen.

Bercermin dari itu, pihaknya berharap petani semakin tertarik menanam jagung karena sangat mudah. Dengan biaya Rp 8 juta-Rp 10 juta, petani  berpotensi mendapatkan nilai jual dari hasil panen mencapai Rp 20 juta lebih dengan asumsi harga jagung berkisar Rp 5.000 per kilogram. Jadi, budi daya jagung khususnya untuk kebutuhan pakan merupakan usaha menjanjikan di masa pandemi Covid-19.

Wicahyadi menambahkan, tahun ini bantuan benih jagung seluas 1.500 hektar disalurkan ke sejumlah sentra produksi di Kabupaten Tabanan. Terbanyak disalurkan ke Desa Tegal Mengkeb yakni seluas 1.290 hektar. Dipilihnya Kecamatan Seltim karena pengembangan jagung di sini sudah menjadi usaha yang dilakoni petani sejak lama. Selain itu, Seltim banyak memiliki sawah tadah hujan, sehingga jagung kering cocok dikembangkan.

Tahun ini musim panen jagung akan berlangsung hingga November mendatang, karena musim tanam dilakukan secara. ”Saat ini di Seltim masih tersisa panen jagung mencapai 300 hektar dari 1.290 hektar luasan yang ada,” paparnya.

Sementara itu, salah satu petani jagung di Banjar Munduk Wulan, Desa Tegal Mengkeb, I Made Sumardana, menyampaikan terima kasih dengan adanya bantuan benih jagung varietas Betras I yang saat ini memasuki musim panen dan hasilnya cukup menguntungkan. “Saya menanam di luas 1,5 hektar selama 3,5 bulan dan hasilnya cukup bagus. Mudah-mudahan bantuan yang sama bisa kembali diberikan sehingga dapat membantu petani di sini,” sebutnya. *man