Minggu, November 24, 2024
BerandaBaliMudah Akses Pembiayaan, UMKM Saatnya Manfaatkan Teknologi Digital

Mudah Akses Pembiayaan, UMKM Saatnya Manfaatkan Teknologi Digital

UMKM ada kalanya masih terkendala  mendapatkan kemudahan akses pembiayaan terutama di tengah pandemi Covid-19.

Denpasar (bisnisbali.com) –UMKM ada kalanya masih terkendala  mendapatkan kemudahan akses pembiayaan terutama di tengah pandemi Covid-19. Oleh karena itu, UMKM sudah saatnya melakukan berbagai perubahan untuk naik kelas sehingga bisa memperoleh akses pembiayaan hingga melakukan ekspor.

Pemerhati ekonomi dan perbankan Nyoman Sender di Denpasar mengatakan UMKM dapat berkembang tentu harus berkomitmen dalam menjaga kualitas produknya, kreatif dan inovatif. UMKM juga memperhatikan keunggulan produk dan mempersiapkan produk yang diminati oleh pasar, baik domestik maupun internasional.

“Termasuk kini memanfaatkan teknologi digital baik dari sisi pemasaran, transaksi pembayaran, pembuatan laporan keuangan hingga berkolaborasi dengan berbagai pihak terkait,” katanya.

Penggunaan digitalisasi juga akan membuat usaha lebih berkembang sehingga perbankan akan lebih mudah dalam melakukan survey. Sebab lembaga keuangan memiliki rekam jejak digital dari UMKM tersebut pada akhirnya memberi kemudahan dalam penilaian prospek kredit UMKM.

Pemerhati ekonomi dari Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Bali International Institute of Tourism Management (STIE BIITM) Sahid Bali, Dr. Luh Kadek Budi Martini, S.E., M.M. menyampaikan di saat PPKM, pelaku usaha perlu modifikasi dan kreativitas dalam mengembangkan usaha. Misalnya, jeli melihat peluang pasar dengan memanfaatkan informasi digital. Pelaku UMKM juga bisa memanfaatkan platform media sosial untuk menunjukkan produk dan jasa yang ditawarkan. Termasuk mempelajari prosedur ekspor.

Sementara itu Kepala KPw BI Bali, Trisno Nugroho menjelaskan UMKM secara nasional saat ini berjumlah 64,2 juta berperan besar dalam pertumbuhan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja. Dalam merespons tantangan tersebut, BI mengeluarkan kebijakan moneter dan makroprudensial yang bersifat loose atau komodatif, serta kebijakan sistem pembayaran untuk mendorong ekonomi dan keuangan digital.

Sementara itu, kebijakan pendukung seperti pengembangan UMKM diarahkan agar pelaku UMKM naik kelas, melalui penerapan strategi koorporatisasi kelembagaan, peningkatan kapasitas, serta fasilitasi pembiayaan, termasuk di dalamnya e-producing, e-commerce, e-payment (perluasan QRIS) dan e-finance.

“Di Bali, Bank Indonesia telah membina 34 UMKM yang terdiri dari 9 UMKM ketahanan pangan/pengendalian inflasi, 22 UMKM berorientasi ekspor dan 3 UMKM Local Economic Development,” jelasnya.

Sebagai upaya untuk mempromosikan produk-produk UMKM, BI jugamendukung program Bangga Buatan Indonesia yang telah dan akan diselenggarakan di beberapa provinsi di Indonesia setiap bulannya. Diharapkan seluruh upaya yang telah dilakukan Bank Indonesia, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, serta Kementerian Koperasi dan UMKM dapat mendukung pencapaian target 12 juta merchant QRIS pada 2021, 30 juta UMKM onborading pada 2023, dan penyaluran kredit UMKM sebesar Rp16 triliun pada 2024. *dik

Berita Terkait
- Advertisment -

Berita Populer