Denpasar (bisnisbali.com) – Kendaraan listrik ditargetkan bertumbuh. Mendukung hal tersebut, upaya membangun Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) terus dilakukan. Pada 2022 mendatang sebanyak 21 unit SPKLU akan dibangun di 15 titik lokasi di Bali.
Hal tersebut diungkapkan Manajer Pemasaran PLN UID Bali Oscar Praditya saat diwawancarai di Denpasar, Rabu (29/9). Dikatakannya, 15 titik lokasi yang akan dibangun SPKLU tersebut tersebar di seluruh Bali. Pembangunan ditargetkan rampung pada Februari tahun depan.
Selain itu, ada skenario lain yang dilakukan PLN dalam pembangunan SPKLU yaitu mengajak mitra. “Jadi, tidak semuanya penuh dibangun PLN, namun juga ada skenario PLN mengajak mitra untuk investasi. Ada tiga model, yaitu mitra menyediakan lahan, menyediakan unit SPKLU atau menyediakan operasional maintence (OM),” ungkapnya.
Terkait investasi yang harus dikeluarkan mitra untuk kerja sama pembangunan SPKLU, Oscar mengatakan sekitar Rp 200 juta hingga Rp 300 juta tergantung dari kapasistas KW. Kapasitas yang dipasangkan 25 KW sampai 50 KW. Untuk yang 50 KW mampu mengisi daya mobil sekitar 45 menit, sedangkan yang 25 KW membutuh waktu 2-3 jam untuk mengisi daya.
Disinggung soal pertumbuhan kendaraan listrik di Bali, ia menyebut masih lambat karena beberapa investor menunda. Hal ini disebabkan oleh pandemi Covid-19 yang membuat pariwisata Bali belum berjalan maksimal. “Namun, antusias investor sangat menarik posisi tahun depan karena harga mobil listrik makin murah. Jika harga mobil listrik sudah di bawah Rp 400 juta, lebih banyak yang akan beralih,” imbuhnya. *wid