Tabanan (bisnisbali.com) – Daya Tarik Wisata (DTW) di Kabupaten Tabanan siap menerima kedatangan wisatawan mancanegara (wisman) pada Oktober mendatang. Kesiapan tersebut menyusul mencuatnya uji coba pembukaan perbatasan (open border) Bali untuk wisman yang kembali mengemuka belakangan ini.
Manajer Operasional DTW Jatiluwih, I Nengah Sutirtayasa, Minggu (26/9) mengharapkan open border Bali yang kembali menguat dilakukan pada Oktober mendatang bisa terealisasi. Sebab, pada uji coba pembukaan kembali DTW Jatiluwih sudah mulai dikunjungi oleh wisatawan domestik (wisdom), namun jumlahnya tidak terlalu besar sehingga belum mampu mencukupi atau mendukung biaya operasional. ‘’Hanya mengandalkan pendapatan dari wisdom belum optimal untuk memenuhi kebutuhan operasional, karena selama ini pangsa pasar DTW Jatiluwih adalah wisman,” tuturnya.
Pihaknya mengklaim sudah siap menerima kedatangan wisman. Ini mengacu pada syarat atau ketentuan yang ditetapkan oleh pemerintah sudah terpenuhi. Di antaranya meneraplan protokol kesehatan, 50 persen jumlah wisatawan dari total kapasitas dan kesiapan mengadopsi aplikasi PeduliLindungi di kawasan. Untuk memastikan kesiapan sekaligus keamanan bagi wisatawan yang datang ke kawasan, Satgas Covid-19 Kabupaten secara rutin melakukan sidak ke kawasan. “Jika pemerintah serius pada Oktober nanti bisa buka border, sebelumnya Pemerintah Provinsi Bali harus mengecek kembali kesiapan objek wisata yang ada agar tidak PHP lagi,” ujarnya.
Sutirtayasa menjelaskan, saat ini jumlah kunjungan wisatawan ke DTW Jatiluwih mencapai 100-150 orang per hari. Wisatawan tersebut sebagian besar kalangan domestik. Hanya sebagian kecil wisman yang masih tinggal di Bali selama pandemi. Selama uji coba buka kembali, beberapa wisatawan diarahkan tidak melanjutkan kunjungan ke kawasan atau diputar balik karena tidak memenuhi syarat yang ditentukan melalui aplikasi PeduliLindungi.
Dari total jumlah wisatawan yang datang, wisatawan yang diputar balik hanya dua orang, karena masyarakat di Bali rata-rata sudah semua divaksinasi Covid-19. Selain itu, wisatawan yang tidak bisa menunjukkan keterangan sudah divaksin sesuai aplikasi PeduliLindungi, masih dapat masuk ke kawasan dengan catatan membawa surat bukti vaksin secara manual.
“Wisatawan diputar balik karena ketika scan di barcode PeduliLindungi hasilnya tidak keluar. Sementara ketika kami menunjukkan bukti sudah divaksin secara manual, mereka tidak bisa menunjukkan. Jadi, terpaksa diarahkan untuk putar balik karena kami juga menjaga kawasan agar tetap aman dikunjungi,” kilahnya.
Sementara itu, Ketua Perkumpulan Daya Tarik Wisata (PDTW) Ulun Danu Beratan, I Wayan Mustika, menyatakan tidak terlalu banyak berharap dari munculnya kembali wacana buka border Bali untuk wisman pada Oktober. Sebab, pihaknya tidak ingin kecewa lagi setelah wacana yang sama sebelumnya tidak terbukti.
Pada wacana yang sama sebelumnya, pihaknya sudah menyikapi dengan segera melakukan persiapan di kawasan termasuk mengurus sertifikat Clean, Health, Safety, and Environment (CHSE) dari Kemenparekraf, padahal biaya untuk melakukan persiapan sangat minim akibat turun tajamnya jumlah kunjungan. ”Tapi hasilnya apa? Saat itu pemerintah tidak jadi buka border pariwisata Bali. Oleh sebab itu kini dengan wacana yang sama, kami tidak banyak berharap, namun sudah siap menerima kunjungan wisman seandainya jadi pada Oktober,” pungkasnya. *man