Potensi Alami Gangguan Layanan, Pelanggan TAB Diimbau Tampung Air

Sejumlah kecamatan di Kabupaten Tabanan berpotensi mengalami gangguan layanan air bersih pada musim penghujan saat ini.

176
PENANGANAN - Petugas Perumda TAB Tabanan melakukan penanganan gangguan layanan air bersih.

Tabanan (bisnisbali.com) –Sejumlah kecamatan di Kabupaten Tabanan berpotensi mengalami gangguan layanan air bersih pada musim penghujan saat ini. Gangguan tersebut khususnya dipicu oleh longsor yang menimpa pipa jaringan atau distribusi imbas dari curah hujan yang tinggi.

Kepala Bagian Hubungan Langganan Perumda Tirta Amertha Buana (TAB) Tabanan I.B. Marjaya Wirata didampingi Kasubag Humas Agus Suanjaya menerangkan, pihaknya berupaya meningkatkan pelayanan kepada pelanggan dalam mendapatkan air bersih. Untuk itu, kontrol terhadap gangguan layanan terus dilakukan secara berkelanjutan. Upaya dimaksud termasuk saat memasuki musim penghujan dengan senantiasa melakukan langkah-langkah antisipasi berupa mengecek jalur pipa transmisi dan distribusi serta pompa-pompa yang ada. “Meski begitu, kami tetap mengimbau para pelanggan menampung air guna mengantisipasi terjadinya gangguan sewaktu-waktu,” ujarnya, Kamis (23/9).

Antisipasi dilakukan, sebab bercermin dari pengalaman sebelumnya gangguan layanan air bersih pada musim hujan berpotensi selalu terjadi, termasuk tahun ini. Sejumlah titik yang masih berpotensi mengalami gangguan air bersih, di antaranya Kecamatan Baturiti khususnya daerah Perean Timur dan Perean Barat seiring sumber air sekaligus jaringan distribusi di lokasi tersebut yang berada di pinggir sungai. “Lokasi tersebut sangat riskan mengalami longsor apabila aliran air sungai meluap akibat hujan,” jelasnya.

Potensi ancaman gangguan di Kecamatan Baturiti juga terjadi di daerah Candikuning. Beberapa tahun lalu daerah ini mengalami banjir bandang yang mengakibatkan jaringan pipa distribusi air bersih tergerus sehingga layanan air bersih terganggu. Selanjutnya potensi ancaman gangguan terjadi di sejumlah titik di Kecamatan Penebel, Kecamatan Marga, dan Kecamatan Selemadeg Barat karena mata air yang digunakan rata-rata berlokasi di pinggir sungai. “Kami juga mewaspadai terjadinya ancaman gangguan akibat musim hujan pada penggunaan sumber air di permukaan seperti di Tukad Balian, Bajra,” tegasnya.

Agus Suanjaya menambahkan, pada titik rawan tersebut sudah dilakukan antisipasi dengan pengecekan rutin, menyangkut potensi gangguan yang dipicu oleh kotoran yang menyumbat proses pengolahan dan distribusi, sehingga bisa lebih awal diketahui. “Kami juga melakukan pengecekan terhadap pompa dan jalur pipa transmisi. Tujuannya agar gangguan bisa diminimalisir,” kilahnya. *man