Tabanan (bisnisbali.com) –Pedagang oleh-oleh di kawasan Daya Tarik Wisata (DTW) di Kabupaten Tabanan sebagian besar masih memilih tutup. Padahal, pascadibukanya kembali DTW, sejumlah wisatawan yang sebagian besar merupakan wisatawan domestik (wisdom) antusias berdatangan ke kawasan.
Ketua Perkumpulan Daya Tarik Wisata (PDTW) Ulun Danu Beratan, I Wayan Mustika, Kamis (23/9) mengungkapkan pascabuka kembali sejak seminggu lebih, wisatawan cukup banyak datang ke kawasan. Hanya, hal tersebut belum dibarengi dengan antusias pengunjung untuk bertransaksi oleh-oleh di seputaran kawasan wisata. Itu sebabnya banyak pedagang toko oleh-oleh atau art shop di sekitar kawasan memilih tutup hingga saat ini. “Sekarang ini minat wisatawan berbelanja kebutuhan oleh-oleh sepi, tidak seramai dahulu,” tuturnya.
Oleh karenanya dari 33 los toko oleh-oleh yang berada di areal parkir kawasan, yang buka hanya 15 toko atau baru setengahnya. Selain itu, jumlah kunjungan wisdom masih tergolong sepi, berkisar 75-100 orang per hari. Mereka adalah kalangan wisatawan keluarga yang datang menggunakan kendaraan pribadi. Sementara kunjungan wisatawan dalam bentuk rombongan atau tour menggunakan bus kemungkinan baru terjadi pada satu atau bulan ke depan.
Mustika menjelaskan, sejak DTW kembali buka belum ada wisatawan yang diarahkan untuk putar balik atau tidak bisa melanjutkan masuk ke kawasan akibat tidak memenuhi kriteria yang ditentukan dalam syarat berwisata melalui aplikasi PeduliLindungi. Sebab, wisatawan yang datang rata-rata sudah divaksin.
Selain itu, di tengah uji coba ini pihaknya masih fleksibel menerima kunjungan, khususnya bagi wisatawan yang sudah divaksin, namun belum mengunduh aplikasi PeduliLindungi. ”Kami akan dampingi wisatawan tersebut untuk men-download aplikasi PeduliLindungi,” terangnya.
Hal senada juga diungkapkan Manajer DTW Tanah Lot, I Wayan Sudiana. Menurutnya, pascadibuka kembali hingga saat ini los, toko oleh-oleh dan warung makan yang ada di sekitar kawasan DTW Tanah Lot belum semuanya dibuka. Hanya sekitar 5 persen yang sudah beroperasi, sedangkan sisanya atau sebagian besar masih tutup. “Di depan kantor beberapa sudah buka, sedangkan di sebelah selatan menuju pantai masih banyak toko yang tutup,” ujarnya.
Ia memprediksi kondisi tersebut seiring jumlah kedatangan wisatawan yang masih sedikit dan didominasi keluarga yang memang sulit bisa mendongkrak transaksi oleh-oleh selama ini. Kemungkinan nanti setelah wisatawan dalam jumlah besar atau rombongan menggunakan bus kembali ramai datang ke kawasan, baru akan disambut antusias oleh pedagang atau pelaku usaha dengan membuka kembali usaha mereka.
“Selama ini wisatawan rombongan menjadi pangsa pasar terbesar yang bertransaksi di toko-toko di kawasan DTW Tanah Lot. Kalau saja sudah ada bus masuk ke kawasan, toko oleh-oleh dan lainnya pasti antusias dan memilih buka,” pungkasnya. *man