Denpasar (bisnisbali.com)-Sejak pandemi covid-19 melanda, sejumlah pedagang di Pasar Badung memilih untuk tutup. Hal ini membuat kian berkurangnya kios dan los yang terisi. Terutama di lantai 3 dan 4 jumlah kios dan los yang tutup hingga 50 persen.
Saat dikonfirmasi Rabu (22/9) kemarin, Dirut Perumda Pasar Sewakadarma Kota Denpasar IB Kompyang Wiranata mengatakan, operasional kios dan los di lantai 3 dan 4 memang tidak maksimal sebelum pandemi covid-19. Sejak pandemi covid-19 melanda, kios dan los yang tutup kian bertambah. “Untuk kios dan los di lantai 3 dan 4 sebelum pandemi memang tidak maksimal penjualannya, tapi setelah pandemi ini tambah sepi,” ujarnya.
Diungkapkannya, saat ini 50 persen kios dan los di lantai 4 Pasar Badung, Denpasar tutup. Demikian pula di Lantai 3, kios dan los yang tutup mencapai 40 persen. Gus Kowi panggilan akrabnya menambahkan, beberapa kios dan los yang buka juga sepi pembeli, sehingga pedagang sering buka-tutup setiap harinya.
Menurutnya, selain dampak pandemi, ada beberapa pedagang yang mengeluh tempatnya terlalu tinggi. “Namun keluhan itu kan tidak masuk akal karena dulu kan Pasar Badung juga kan lantai III,” katanya.
Selain itu, beberapa pedagang kios juga mengeluh karena tempat berjualannya sempit sehingga kurang leluasa menaruh barang. Gus Kowi menuturkan kebanyakan pedagang yang berjualan di kios adalah pedagang grosiran.
“Kebanyakan yang masih buka di lantai 3 dan 4 pedagang los, yang berjualan baju-baju dan sejenisnya. Kalau kios terkendala kios yang sempit. Ada yang menyewa dua kios namun belum bisa tempatnya dijadikan satu karena pengelolaannya belum diserahkan kepada Perumda sehingga belum bisa kami tata,” terangnya.
Kompyang mengatakan untuk pengelolaan Pasar Badung menggunakan sistem perjanjian kerjasama pemanfaatan dengan Pemkot Denpasar. Akan tetapi saat ini masih sedang berproses sehingga pengelolaan Pasar Badung belum maksimal.
Pihaknya juga belum bisa memperbaiki beberapa fasilitas yang mengalami kerusakan seperti lift dan eskalator karena belum diserahterimakan. Pihaknya pun hanya bisa melakukan perbaikan yang sifatnya urgent seperti masalah listrik dan air.
“Setelah pengelolaannya diserahkan, kami akan ambil langkah-langkah untuk penataan, kami minta masukan ke pedagang, termasuk kami akan lakukan penataan ke kios dan los yang kosong,” imbuhnya. *wid