Bali Peringkat 6 Besar Nasional, 51,4 Persen Merchant QRIS dari Usaha Mikro

Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Bali mencatat transaksi digital di Pulau Dewata pada saat pandemi Covid-19 ini mengalami peningkatan.

305
Kepala Kantor Perwakilan BI Bali, Trisno Nugroho (kanan).

Denpasar (bisnisbali.com) –Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Bali mencatat transaksi digital di Pulau Dewata pada saat pandemi Covid-19 ini mengalami peningkatan. Total merchant menggunakan QR Indonesian Standard (QRIS) di Bali per 10 September 2021 tercatat sebanyak 310.266 merchant yang mayoritas merupakan usaha mikro mencapai 51,4 persen dengan sebaran terbanyak di kota Denpasar 45,7 persen.

“Kondisi ini membuat secara nasional Bali menduduki peringkat keenam dalam pencapaian target realisasi yakni sebesar 85 persen dengan total pertumbuhan jumlah merchant QRIS mencapai 77 persen year to date yaitu di atas nasional yang sebesar 75 persen year to date,” kata Kepala Kantor Perwakilan BI Bali, Trisno Nugroho di Denpasar, Rabu (22/9).

Trisno menerangkan sektor usaha lainnya yang sudah menggunakan QRIS yaitu merchant usaha kecil 31,2 persen, usaha menengah 12,2 persen, usaha besar 4,9 persen dan lainnya 0,3 persen.

Tak hanya itu saja, Trisno menjelaskan kini seluruh anggota asosiasi rumah sakit swasta Indonesia (ARSSI) di Bali mendukung dan mengimplementasikan digitalisasi pembayaran di seluruh jasa layanan kesehatan sebagai tatanan kehidupan era baru menuju pemulihan ekonomi Bali. “Ada 72 rumah sakit di Bali, milik Pemda 23 rumah sakit dan 49 rumah sakit swasta,” ujarnya.

Ia pun menjelaskan bila aplikasi pembayaran QRIS ini sudah didukung oleh perbankan yang ada di Bali, yakni melalui M-Banking yang bisa di download di telepon seluler.

Selain menghindari penularan Covid-19 melalui sentuhan, penggunaan QRIS juga dimaksudkan untuk menghindari kembalian rupiah yang diganti dengan permen dan juga menghindari beredarnya uang palsu di tengah masyarakat.

“Selain mal besar QRIS juga dapat disiapkan oleh pedagang yang ada di pasar tradisional, objek wisata, retribusi dan lainnya,” paparnya.

Menurutnya generasi milenial di Bali juga menjadi penyumbang signifikan terhadap transaksi digital. Tidak hanya itu, ada tren peningkatan transaksi digital juga di kalangan usaha sektor nonformal hingga UMKM. Termasuk juga terjadi pada masyarakat umum lainnya.

“Kita terus dorong menggunakan nontunai, target di Bali 363.100 merchant pada 2021. Saya harapkan semua UMKM nanti menggunakan transaksi nontunai lewat QRIS,” harapnya.

Pihaknya pun mengatakan agar para pedagang kecil tidak perlu khawatir dalam penggunaan QRIS ini. Sebab penggunaan QRIS ini nantinya akan meluas hingga ke marketplace. *dik