PANDEMI Covid-19 berdampak pada penurunan ekonomi akibat kelesuan sektor pariwisata Bali. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) di Bali tidak boleh berdiam diri pada PPKM Level 3, melainkan harus terus bergerak yang diawali dengan pelatihan micro business game (MBG) atau permainan bisnis mikro.
Direktur Utama BPR Kanti, Made Arya Amitaba mengatakan dengan mengikuti pelatihan maka BPR bisa tetap tumbuh dan berkembang walaupun dihadapkan tantangan pandemi Covid-19. Salah satu contohnya SDM BPR se-Bali mengasah kemampuan dengan mengikuti pendidikan dan pelatihan MBG Sparkassenstiftung Jerman. “Setelah pelatihan MBG, SDM BPR bisa menganalisa laporan keuangan yang ada atau membuat laporan keuangan sederhana,” ucapnya.
Melalui pelatihan, BPR juga bisa lebih semangat menggerakkan ekonomi Bali. Apalagi dengan penurunan level PPKM maka aktivitas ekonomi akan semakin bergerak. Ayah dua anak ini mengajak semua BPR tidak berdiam diri. Ketika nasabah menarik tabungan dan deposito, BPR mesti bergerak dan memperkuat likuiditas.
Menurutnya, masih banyak pelaku usaha yang mesti dibiayai BPR. Keberadaan BPR mesti berperan menumbuhkan UMKM dalam kondisi normal baru.
Ia melihat belum ada bank umum yang menetapkan dirinya sebagai apex (konsep kemitraan) bank bersama BPR di Bali. Walaupun bukan sebagai bank apex, BPR Kanti akan berupaya menjalankan fungsi Apex BPR untuk membantu BPR di Pulau Dewata.
Peran apex bank yang akan dijalankan BPR Kanti adalah memberikan modal kerja kepada BPR. Apex bank memiliki produk bersama yang ditampilkan dalam produk Tabungan Arisanku Bersama BPR. “BPR secara bersama tumbuh dengan produk bersama dan penguatan modal melalui peran BPR Kanti dalam Apex BPR,” tambahnya. *kup