Senin, November 25, 2024
BerandaBaliHarga Cabai Rawit Naik Tipis

Harga Cabai Rawit Naik Tipis

Setelah sempat menurun, kini harga cabai rawit di sejumlah pedagang di pasar tradisional di Kabupaten Tabanan mulai mengalami kenaikan tipis.

Tabanan (bisnisbali.com) –Setelah sempat menurun, kini harga cabai rawit di sejumlah pedagang di pasar tradisional di Kabupaten Tabanan mulai mengalami kenaikan tipis. Hasil pemantauan di sejumlah pasar tradisional oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Tabanan, harga cabai rawit sudah naik ke level Rp 17.000 dari posisi sebelumnya yang berada di kisaran Rp 15.000 per kilogram.

Kondisi yang sama juga terjadi pada komoditi cabai merah besar yang naik menjadi Rp 15.000 dari posisi Rp 12.000 per kilogram. Selanjutnya tomat naik ke posisi Rp 12.000 dari level Rp 10.000 per kilogram. Sementara harga ayam ras naik menjadi Rp 38.000 dari posisi Rp 35.000 per kilogram sebelumnya.

Kepala Seksi Pengendalian dan Penyaluran Ekspor Impor Disperindag Tabanan  Nurhayati, Jumat (10/9), mengungkapkan tiga komoditas bahan pangan tersebut mengalami sedikit lonjakan pada perdagangan minggu ini. Penyebab lonjakan tersebut tidak diketahui secara pasti, apakah disebabkan oleh terjadinya lonjakan di tingkat petani sebagai produsen atau lainnya. “Lonjakan harga cabai rawit terdapat selisih sebesar Rp 2.000 per kilogram pada masing-masing kualitas,” tuturnya.

Selain mencatat terjadinya lonjakan harga bahan pangan di pasar, pihaknya juga menemukan ada sejumlah komoditi yang mengalami penurunan saat ini. Bawang merah kualitas I turun dari Rp 22.000 menjadi Rp 20.000 per kilogram, sedangkan kacang panjang turun dari posisi Rp 8.000 menjadi Rp 6.000 per ikat.

Sementara itu, I Ketut Aristana, salah satu petani cabai rawit di Desa Batunya, Kecamatan Baturiti, mengatakan harga cabai rawit di tingkat petani tidak mengalami lonjakan atau tetap bertahan di kisaran sebelumnya. Itu tercermin dari harga cabai rawit yang baru panen di petani tetap Rp 8.000  hingga Rp 9.000 per kilogram.

Ia memprediksi lonjakan harga cabai rawit berpotensi terjadi dalam waktu dekat, khususnya terkait meningkatnya permintaan pasar seiring momen Galungan yang biasanya selalu dibarengi dengan sejumlah hari raya. ‘’Pengalaman sebelumnya biasanya momen Galungan akan mendongkrak harga jual cabai rawit di tingkat petani dan di pasaran,” jelasnya.

Ditambahkannya, potensi lonjakan harga cabai rawit ini juga sumbang karena kini sejumlah petani beralih mengembangkan komoditi lain yang dinilai lebih memberi keuntungan dan bisa cepat dipanen. Menurunnya jumlah produksi di tengah meningkatnya permintaan pasar pasti akan berdampak pada penguatan harga cabai rawit di pasaran. “Nantinya lonjakan harga cabai rawit di tingkat petani paling hanya di kisaran Rp 25.000 per kilogram,” kilahnya.

Membudidayakan cabai rawit di lahan 25 are dari total luas yang mencapai 50 are, Aristana rata-rata mampu mengantongi produksi 80-90 kilogram per minggu hasil dari total produksi 2.500 pohon. Selama budi daya pihaknya membutuhkan biaya Rp 6.000 per pohon (untuk biaya pemupukan dan obat tanaman). *man

Berita Terkait
- Advertisment -

Berita Populer