Denpasar (bisnisbali.com) –Pandemi Covid-19 tidak ada yang tahu kapan pastinya berakhir. Oleh karena itu lembaga ekonomi desa yang bergerak di jasa keuangan seperti LPD (lembaga perkreditan desa) perlu melakukan beberapa hal sehingga dapat mendorong pembangunan ekonomi masyarakat di desa. Pemerhati ekonomi dan perbankan Nyoman Sender di Denpasar, Selasa (31/8) mengatakan, pandemi Covid-19 sepertinya masih akan berlangsung cukup lama ini.
“LPD mesti tetap bertahan di tengah pandemi dengan menjaga kecukupan dana, tidak terlalu ekspansif (tidak mungkin juga) dan manfaatkan periode pandemi ini untuk konsolidasi ke dalam, perbaiki SDM dan sebagainya,” katanya.
Sender menilai semua LPD mesti tetap menjaga likuiditas dengan aman saat pandemi ini. Artinya seperti pada lembaga-lembaga jasa keuangan perbankan (bank umum maupun BPR), LPD harus menjaga yang namanya dana cash yang cukup untuk mengantisipasi jika terjadi penarikan dana nasabah yang tiba-tiba dengan jumlah yang relatif besar. “Istilah LPD harus menjaga cash ratio yang aman dan mengelola yang namanya asset liability management yang prudent,” paparnya.
Ia tidak memungkiri bagaiman LPD harusnya agar bisa bertahan di masa pandemi, bukanlah sesuatu yang sebatas teori. Tetapi yang jelas LPD harus tetap hati-hati menjaga keuangannya agar tetap sehat. “Slowdown atau tiarap dulu, toh untuk ekspansif juga sulit karena ekonomi juga lagi susah,” paparnya.
Sementara itu Kepala Lembaga Pemberdayaan Lembaga Perkreditan Desa (LP-LPD) Provinsi Bali I Nengah Karma Yasa sebelumnya mengatakan, bila diamati dengan membandingkan keadaan LPD sebelum dan selama pandemi saat ini, tentu ada dampak ekonomi yang dirasakan.
Dia menuturkan, LPD mengalami penurunan asset. Hal ini dipicu oleh masalah kredit yang tidak diangsur sebagaimana mestinya, bahkan banyak nasabah tidak mengangsur sama sekali. Ini juga berhubungan dengan kebijakan yang diberikan LPD kepada masyarakat (nasabah) berupa relaksasi kredit di masa pandemi.
Di sisi lain masyarakat juga menarik dananya di LPD untuk kebutuhan harian. “Dampaknya beberapa LPD mengalami kesulitan likuiditas serta menurunnya kemampuan laba LPD. Bahkan ada beberapa LPD yang mengalami kerugian,” ungkapnya.
Meski demikian, dari 1.436 LPD yang tersebar di seluruh desa adat di Bali tidak semua mengalami keterpurukan. Nengah Karma mengatakan, LPD di wilayah yang tidak memiliki pengaruh pariwisata masih bisa tumbuh dengan baik dan cenderung mengalami peningkatan aset. “Yang di luar Badung dan Gianyar masih relatif stabil,” terangnya
Untuk menjaga stabilitas LPD ke depan, Nengah Karma mengatakan banyak yang harus dilakukan LPD. Pertama agar LPD memperhatikan dan menjaga ketersediaan likuiditas untuk memenuhi kewajibannya terhadap masyarakat. Kemudian LPD diimbau membatasi ekspansi kredit di tengah risiko ketidakpastian ekonomi saat ini.
Terpenting yaitu, LPD diharapkan agar meningkatkan koordinasi dengan desa adat untuk mengimbau masyarakat memenuhi kewajibannya di LPD sesuai kemampuan. Hal ini dikarenakan LPD mempunyai kewajiban untuk mengembalikan dana masyarakat, membayar bunga tabungan atau deposito dan biaya-biaya lainnya.
Hal serupa dalam upaya tetap menyehatkan seluruh LPD di Badung di tengah belum stabilnya perekonomian, Bupati Badung, I Nyoman Giri Prasta sebelumnya menyampaikan, sangat penting melakukan up date eksternal di LPD sehinga akan megetahui anatomi tubuh dari pada LPD tersebut dengan baik.
“Dari 122 LPD di Kabupaten Badung, agar LPD-LPD di Badung melalui Dinas Perekonomian dapat berkoordinasi, bila perlu dilakukana up date ekternal. Ketika dilakukan up date eksternal tersebut, maka kami akan megetahui anatomi tubuh dari pada LPD tersebut,” jelasnya.
Hal tersebut sangat penting dilakukan dalam upaya agar segera mengetahui apakah LPD tersebut sakit atau tidak. “Tentu dengan tujuan dapat mengetahui dengan segera seandainya LPD tersebut sakit,” jelasnya.
Selain itu, dalam hal ini tentu dengan harapan perekonomian di desa dapat berputar dengan baik dengan tiga catatan penting tentunya. “Kami sangat ingin, memberi kekuatan agar roda perekonomian dapat berjalan dengan baik. Dalam hal ini kami memiliki tiga prinsip, man, management dan spiritual. Orangnya harus bagus, manajemant tentu harus menggunakan program sehingga, orang yang mengikuti atau terlibat didalamnya dapat langsung mengecek dan melihat segalanya. Ketiga baru berbicara masalah spiritual,” paparnya.
Sembari Giri Prasta menambahkan, jika dilihat saat ini telah ada beberapa LPD telah dilakukan up date secara ekternal.Tentu dengan tujuan, mampu memberikan bantuan stimulus kepada LPD agar nantinya mampu hidup dan bangkit kembali. *dik