Denpasar (bisnisbali.com) – Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Bali mencatat transaksi digital di Pulau Dewata pada saat pandemi Covid-19 ini mengalami peningkatan. Khususnya, transaksi digital dengan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) di mana tercatat sepanjang 2021 rata-rata nominal transaksi penggunaan QRIS Rp30 miliar setiap bulannya dengan rata-rata transaksi sebanyak 376 ribu transaksi.
“Transaksi QRIS di Bali pada Juli 2021 mencapai Rp 43,54 miliar dengan volume transaksi sebanyak 570 ribu transaksi,” kata Kepala KPw BI Bali, Trisno Nugroho.
Menurutnya generasi milenial di Bali juga menjadi penyumbang signifikan terhadap transaksi digital. Tidak hanya itu, ada trend peningkatan transaksi digital juga di kalangan usaha sektor nonformal hingga UMKM. Termasuk juga terjadi pada masyarakat umum lainnya.
BI mencatat Bali saat ini mempunyai 276.776 merchant yang telah menggunakan QRIS. Hasil ini telah menempatkannya Bali sebagai daerah dengan peringkat ketujuh pengguna QRIS tertinggi di Tanah Air. Trisno Nugraha menyampaikan pertumbuhan QRIS di Provinsi Bali hingga 20 Agustus 2021 yang mencapai 58 persen (ytd) juga berada di atas nasional yang sebesar 55 persen (ytd). Ini menunjukkan penggunaan QRIS untuk merchant di Pulau Seribu Pura ini berkembang cukup pesat.
Selain QRIS, kata dia, pada triwulan II 2021 transaksi e-commerce dan transportasi online di Bali juga meningkat, transaksi ecommerce meningkat hingga 11 persen qtq dengan volume meningkat 31 persen qtq, sedangkan transportasi online meningkat hingga 11 persen qtq baik nominal maupun volume.
BI Bali pun mencatat posisi hingga 20 Agustus 2021, adapun dari peringkat 1 hingga 10 jumlah merchant QRIS tertinggi di Tanah Air yakni Provinsi Jawa Barat, DKI Jakarta, Jawa Timur, Jawa Tengah, Banten, Sumatera Utara, Bali, Sulawesi Selatan, Daerah Istimewa Yogyakarta dan Sumatera Selatan.
Ditargetkan hingga akhir 2021 ini dapat tercapai 363.100 merchant yang menggunakan QRIS. Saat ini mayoritas atau sebesar 49 persen (130.124 merchant) berada di Kota Denpasar. Karena itu Trisno juga kembali mengajak UMKM di tengah pandemi Covid-19 saat ini untuk mengedepankan digitalisasi, tidak hanya untuk sistem pembayaran saja, tetapi juga termasuk dalam pengelolaan keuangan. *dik