Denpasar (bisnisbali.com) – Kinerja LPD di Bali tetap terjaga di tengah guncangan perekonomian akibat Pandemi Covid-19. Kondisi tersebut terlihat dari total asset yang dimiliki saat ini mencapai Rp23 triliun lebih dengan pencapaian laba yang cukup tinggi. Ketua BKS LPD Bali, Drs. Nyoman Cendikiawan, MSi menyatakan penting bagi LPD untuk menjaga kondusivitas internal dan eksternal untuk menjaga liquiditas dan kontinuitas usaha.
“Sebesar apapun liquiditas kalau tidak didukung kondusivitas, tetap akan menjadi masalah,” ujarnya usai mengikuti webinar “Penguatan LPD dari Aspek Regulasi, Kelembagaan dan Keuangan”, di Denpasar, Jumat (20/8). Menurut data per 30 Juni 2021, tambah Cendekiawan, jumlah LPD di Bali mencapai 1.436. Sempat dikabarkan ada sejumlah LPD yang bangkrut namun ditegaskannya itu terjadi pada 2015 silam, termasuk berita adanya pansus dari DPRD Bali.
“Bahkan di saat pandemi ini banyak pekerja dirumahkan dan PHK, justru LPD malah menambah puluhan karyawan untuk meningkatkan pelayanan,” tambahnya.
Kondusivitas dan soliditas yang tetap terjaga di jajaran LPD se Bali menjadikan lembaga keuangan desa adat yang dirintis sejak 1984 ini tetap eksis. LPD mampu bertumbuh meski tak setinggi tahun-tahun sebelum wabah covid ini muncul. “Memang kita menjaga kehati-hatian dalam penyaluran kredit, kecuali yang sifatnya urgent seperti membantu yang sakit. Itupun nilainya tidak terlalu besar,” tambah Cendikiawan.
Dampak covid ini diakui sangat dirasakan di berbagai sektor usaha. Namun secara umum, Cendekiawan menyebutkan, keberadaan 1.436 LPD yang tersebar di desa adat di Bali berjalan cukup baik. Kondisi ini karena sebagian besar LPD berada di wilayah yang potensinya tidak dominan bergantung di sektor pariwisata sehingga tidak terlalu terdampak. “LPD yang berada di kabupaten yang potensi unggulannya sektor pertanian, perkembangannya cukup bagus,” tambahnya.
Di sisi lain, Cendikiawan mengatakan, kehadiran LPD bukan semata mencari keuntungan, namun ada fungsi sosial yang dilaksanakan khususnya dalam mendukung tetap lestarinya adat dan budaya di desa. LPD yang telah hadir di Bali sejak 37 tahun silam ini sudah dirasakan kontribusinya baik bagi warga maupun desa adat sesuai aturan (pararem) yang sudah disepakati.
Cendikiawan menambahkan ke depan dengan tingkat persaingan dan perkembangan yang ada, kondusivitas dan keharmonisan sangat penting dijaga. Ia juga menekankan pentingnya pengembangan pendidikan, pembenahan dan memperkuat permodalan. LPD juga terus mengembangkan teknologi informasi. *rah