Denpasar (bisnisbali.com) –Kanwil Ditjen Bea dan Cukai Provinsi Bali, NTB dan NTT mencatat total realisasi penerimaan bea dan cukai Bali hingga kuartal II 2021 sudah melampui target. Tercatat hingga kuartal II mencapai Rp 307.722.156.177 atau telah mencapai 109,36 persen dari target 2021 mencapai Rp 281.385.135.081. Sementara bila dibandingkan pada kuartal yang sama 2020 (yoy) realisasi penerimaan bea dan cukai Bali mencapai Rp 354.119.817.801.
“Total penerimaan bea dan cukai di Pulau Dewata pada kuartal II 2021 jika dibandingkan kuartal II 2020 (yoy) maka mengalami penurunan sebesar -13,1 persen atau sebesar Rp 46.397.661.624,” kata plt Kakanwil DJBC Bali NTB NTT, I Made Wijaya.
Ia menyampaikan, bila dirinci total penerimaan bea dan cukai Bali semester I terdiri dari bea masuk yaitu mencapai Rp 30.005.387.782 atau mencapai 85,73 persen dari target 2021 di kisaran Rp34.998.786.010. Selanjutnya dari cukai realisasi mencapai Rp 277.716.764.395 atau sudaha mencapai 112,72 persen dari target 2021 Rp246.386.349.071. Sementara dari bea keluar terelalisasi Rp 4.000 mengingat Bali tidak memiliki target bea keluar.
“Pada tahun anggaran 2021 sesuai target APBN, Provinsi Bali mendapatkan alokasi target penerimaan cukai jenis baru berupa cukai kantong plastik. Namun sampai saat ini belum dapat dilakukan pemungutan cukai kantong plastik dikarenakan belum adanya regulasi dan payung hukum terkait dengan pemungutan cukai kantong plastik tersebut,” jelasnya.
Ia pun menyampaikan penerimaan bea masuk di Provinsi Bali sangat terpengaruh oleh kegiatan impor cargo melalui Bandara I Gusti Ngurah Rai dimana saat ini penerbangan Internasional di Bandara I Gusti Ngurah Rai masih belum normal karena adanya pandemi Covid-19.
Tak hanya itu, kata dia, pandemi Covid-19 memberikan dampak yang cukup besar terhadap kinerja penerimaan cukai. Di mana 95 persen penerimaan cukai ini berasal dari pabrikan/produsen MMEA di Bali yang menurunkan jumlah produksinya karena sebagian besar pengusaha hotel, restoran, kafe atau usaha sejenis yang merupakan Tempat Penjualan Eceran (TPE) MMEA melakukan penutupan sementara kegiatan usahanya karena turunnya wisatawan yang berkunjung khususnya wisatawan internasional.
Bicara kondisi Bali, NTB dan NTT maka total target penerimaan Kanwil DJBC Bali, NTB, dan NTT 2021 mencapai Rp 1.067.341.248.000. Itu terdiri dari bea masuk Rp 216.981.710.000, bea keluar Rp 173.930.823.000 dan cukai Rp 676.428.715.000. Perolehan cukai berasal dari hasil tembakau Rp 32.938.854.000, MMEA Rp 627.741.830.000 dan kantong plastik Rp 15.748.031.000.
“Sementara dari realisasinya sampai dengan Juni 2021 mencapai Rp 726.371.630.742. Itu berarti telah mencapai 170,55 persen dari target hingga Juni 2021 Rp 425.890.562.880 atau mencapai 68,05 persen dari total target 2021 di kisaran Rp 1.067.341.248.000,” jelasnya. *dik