Denpasar (bisnisbali.com) –Pertumbuhan ekonomi pada triwulan III kemungkinan masih mengalami kontraksi karena jumlah kasus Covid-19 yang belum turun. Kendati demikian kebijakan pemerintah untuk menangani pandemi Covid-19 dan mempercepat vaksinasi berpotensi membawa perbaikan ekonomi di triwulan IV.
Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios), Bhima Yudhistira mengatakan pada triwulan III, lonjakan kasus yang masih terjadi setiap harinya membuat daya beli masyarakat ikut menurun. Karenanya pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) level 3 dan 4 Covid-19 di Jawa dan Bali hingga 25 Juli 2021 diharapkan dapat membawa pengaruh positif dalam penanganan pandemi virus corona.
“Ekonomi diharapkan dapat kembali tumbuh pada triwulan IV. Itu terwujud bila program vaksinasi berjalan lancar, kasus Covid-19 menurun sehingga mobilitas masyarakat kembali normal,” katanya.
Tetapi bila kebijakan pemerintah lewat PPKM itu tidak terwujud, kata dia, ditakutkan situasi ke depannya akan cukup menantang, bahkan efeknya terhadap kontraksi ekonomi sampai kuartal ke 4 bila tidak ada perubahan signifikan.
Kepala KPw Bank Indonesia (BI) Bali, Trisno Nugroho menyampaikan dalam beberapa minggu terakhir, kasus Covid-19 di Indonesia menyentuh angka yang tinggi sehingga mendorong pemerintah menetapkan adanya PPKM termasuk juga di provinsi Bali. Meskipun demikian, vaksinasi Covid-19 yang terus digencarkan oleh pemerintah dengan target vaksinasi 1 juta per hari, bahkan Presiden Jokowi mengarahkan untuk dinaikkan menjadi 2 juta per hari pada Agustus nanti tentunya akan memberikan optimisme terhadap pemulihan kondisi Indonesia ke depan termasuk dalam hal perekonomian di triwulan IV. “Meskipun demikian, vaksinasi harus terus diiringi dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat,” ujarnya.
Sementara itu mengutip siaran pers Departemen Komunikasi BI menyebutkan pertumbuhan ekonomi domestik diprakirakan lebih rendah dari sebelumnya pascapenyebaran varian delta Covid-19. Hingga triwulan II 2021, perbaikan ekonomi terus berlanjut, terutama didorong oleh peningkatan kinerja ekspor, belanja fiskal dan investasi nonbangunan.
Perkembangan sejumlah indikator dini pada Juni 2021, seperti penjualan eceran dan PMI, mengindikasikan pemulihan ekonomi domestik yang masih berlangsung. Sementara pada triwulan III 2021, pertumbuhan ekonomi diperkirakan akan lebih rendah sehubungan dengan kebijakan pembatasan mobilitas yang harus ditempuh oleh pemerintah untuk mengatasi peningkatan penyebaran varian delta Covid-19.
Penurunan pertumbuhan terutama terjadi pada konsumsi rumah tangga karena terbatasnya mobilitas, di tengah peningkatan stimulus bantuan sosial oleh Pemerintah, dan tetap kuatnya kinerja ekspor. Pada triwulan IV 2021, pertumbuhan ekonomi diprakirakan kembali meningkat didorong oleh peningkatan mobilitas sejalan dengan akselerasi vaksinasi dan penerapan protokol kesehatan, berlanjutnya stimulus kebijakan, dan terus meningkatnya kinerja ekspor. Secara spasial, penurunan pertumbuhan ekonomi tercatat lebih kecil di luar Jawa, khususnya Sulawesi-Maluku-Papua (Sulampua), didukung dengan kinerja ekspor yang kuat.
Dengan perkembangan tersebut, BI memprakirakan pertumbuhan ekonomi pada tahun 2021 menjadi 3,5% – 4,3% dari proyeksi sebelumnya 4,1% – 5,1%. *dik