Tabanan (bisnisbali.com) –Kelangkaan oksigen yang terjadi belakangan ini mulai berpengaruh pada sektor di luar untuk kebutuhan medis. Salah satunya menjadi penyebab terhambatnya pemasaran benih ikan nila. Kabupaten Tabanan selama ini menjadi sentra pemasok khususnya bagi petani pembudidaya ikan nila di Danau Batur, Kintamani, Bangli.
Kepala UPTD PBB Dinas Perikanan Kabupaten Tabanan I Nyoman Punia Yasa, S.Pi., mengungkapkan hal itu, Jumat (23/7). “Kami tidak bisa bergerak atau sulit memasarkan benih, khususnya benih ikan nila. Pemasaran benih ini harus menggunakan oksigen,” tuturnya.
Diakuinya, kelangkaan oksigen memang belum berdampak signifikan terhadap pemasaran benih, karena masih ada stok meski jumlahnya tidak banyak. Selain itu, permintaan pasar akan benih nila tidak ada sejak dua minggu terakhir. Ini dipicu kematian ikan nila yang cukup banyak di Danau Batur akibat keracunan belerang.
“Selama ini produksi benih nila di Kabupaten Tabanan memang sebagian besar terserap ke petani yang ada di Danau Batur. Saat ini mereka tampaknya masih takut untuk kembali berusaha, sehingga sementara waktu menyetop pembelian benih,” kilahnya.
Punia Yasa menjelaskan, jika dampak belerang sudah mulai normal kembali, kelangkaan oksigen akan berpotensi menjadi kendala bagi pemasaran benih nila untuk memenuhi kebutuhan di tingkat petani di Danau Batur nantinya. Sebab, tanpa oksigen tidak akan bisa memasok benih.
Di sisi lain, kondisi penurunan permintaan benih nila dari petani Danau Batur mengakibatkan banyak produksi benih di tingkat kelompok pemijahan atau pembiakan ikan nila di Kabupaten Tabanan menumpuk karena tidak terserap pasar. Menumpuknya stok benih nilai ini juga dipicu dampak PPKM yang telah membatasi operasional usaha. Kondisi tersebut menurunkan permintaan kalangan usaha ke pembudidaya ikan nila di Danau Batur.
Sebelum pandemi Covid-19, Kabupaten Tabanan memasok kebutuhan benih ikan nila ke Danau Batur disuplai oleh tiga kelompok tani pemijahan yang ada di Desa Bolangan, Desa Tajen dan Desa Baru mencapai 8-10 juta ekor benih nila per tahun. Akan tetapi di tengah pandemi, khususnya tahun 2021 ini, permintaan benih nila jauh menurun, sehingga harga jualnya pun ikut merosot. “Dahulu benih ikan nila harganya mencapai Rp 420 per ekor di tingkat petani. Sekarang paling diambil Rp 380 hingga Rp 400 per ekor,” pungkas Punia Yasa. *man