Tabanan (bisnisbali.com) – Cadangan beras yang ada masing-masing gudang Bulog di Provinsi Bali masih dalam posisi aman untuk memenuhi kebutuhan tiga sampai empat bulan ke depan. Kondisi tersebut terjadi meski Bulog kini mendistribusikan Cadangan Beras Pemerintah (CBP) untuk tambahan bantuan PPKM Darurat dari Kementerian Sosial (Kemensos).
“Stok beras di kami ada 4.000 ton. Sekarang ini bila disalurkan untuk bantuan tambahan beras PPKM Darurat dengan jumlah 10 kilogram untuk 217 ribu Keluarga Penerima Manfaat (KPM) atau disalurkan sekitar 2.170 ton, berarti stok atau cadangan beras yang ada tinggal separuhnya,” tutur Kepala Bidang Pengadaan Operasional dan Pelayanan Publik Perum Bulog Bali Omar Sharif belum lama ini.
Estimasinya, sisa dari jumlah stok beras yang disalurkan melalui program Kemensos akan mampu memenuhi kebutuhan sekitar tiga sampai empat bulan ke depan. Itu pun bila tidak ada aktivitas mendesak yang mengharuskan CBP dikeluarkan kembali. “Tidak perlu khawatir terkait stok beras, karena kami ada manajemen stok. Ketersedian beras di gudang Bulog tidak mungkin sampai kosong nantinya,” tegasnya.
Stok yang tersisa tersebut nantinya akan ditambah lagi melalui penambahan dari pusat, pengadaan beras lokal atau menyerap hasil panen petani lokal. Bercermin dari itu, sebelum tiga atau empat bulan, stok beras yang tersisa di luar kebutuhan PPKM Darurat akan ditambah kembali. “Stok atau cadangan beras ini tidak mungkin sampai kosong. Cadangan beras ini juga difungsikan menjaga kemungkinan terhadap berbagai situasi yang terjadi sekaligus menjaga sirkulasi beras. Jadi, beras yang disimpan ini tetap dalam kualitas yang baik,” jelasnya.
Omar Sharif menambahkan, sisa waktu tahun ini hingga Desember mendatang untuk serapan beras atau pengadaan dari hasil panen petani lokal, Bulog Bali menargetkan hingga 500 ton. Target tersebut realisasinya sampai saat ini sudah mencapai 2.000 ton. Pengadaan beras tersebut dominan merupakan serapan hasil panen dari petani di Kabupaten Tabanan. *man