Denpasar (bisnisbali.com) –Badan Pusat Statistik (BPS) Bali mencatat indeks kedalaman kemiskinan dan keparahan kemiskinan Bali mengalami peningkatan. Kenaikan ini disinyalir dipengaruhi kondisi pandemi Covid-19 yang berimplikasi pada terpuruknya perekonomian Bali. Berdasarkan data kemiskinan di Bali, kondisi Maret 2021 tercatat sebesar 0,682 atau naik 0,072 poin dibanding kondisi September 2020 yang tercatat sebesar 0,610.
“Jika dibandingkan dengan kondisi Maret 2020, indeks kedalaman kemiskinan di Bali naik 0,158 poin. Di sisi lain, indeks keparahan kemiskinandi Bali tercatat sebesar 0,154 pada Maret 2021,” kata Kepala BPS Bali, Hanif Yahya di Denpasar.
Nilai ini mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan indeks keparahan kemiskinan pada September 2020 yang tercatat sebesar 0,123. Ia pun menjelaskan kedalaman kemiskinan dimaksudkan untuk menunjukkan ukuran rata-rata kesenjangan atau jarak pengeluaran masing-masing penduduk miskin terhadap garis kemiskinan, sedangkan indeks keparahan kemiskinan dimaksudkan untuk menunjukkan gambaran mengenai penyebaran pengeluaran di antara sesama penduduk miskin.
Berdasarkan indeks kedalaman berdasarkan daerah tempat tinggal maka pada Maret 2021di perkotaan terlihat lebih rendah dibandingkan di daerah perdesaan. Nilai indeks kedalaman kemiskinan di perkotaan tercatat sebesar 0,653, sedangkan di daerah perdesaan sebesar0,753.
Begitu juga dengan indeks keparahan kemiskinan pada Maret 2021 di perkotaan tercatat sebesar 0,154, sedikit lebih rendah dibandingkan dengan indeks keparahan kemiskinan di daerah perdesaan yang tercatat sebesar 0,156. “Hal tersebut mengindikasikan bahwa rata-rata pengeluaran penduduk miskin di daerah perkotaan di Bali lebih dekat dengan garis kemiskinan dibanding di daerah perdesaan, sedangkan ketimpangan pengeluaran di antara penduduk miskin di perdesaan lebih tinggi atau cenderung lebih heterogen dibanding daerah perkotaan,” paparnya.
BPS Bali juga mencatat secara umum, pada periode Maret 2014–Maret 2021, tingkat kemiskinan di Bali berfluktuasi, baik dari sisi jumlah maupun persentase. Kenaikan yang cukup tinggi sempat terjadi pada September 2015 yang dipicu oleh kenaikan bahan bakar minyak. Setelah periode September 2015, kemiskinan di Bali berangsur-angsur turun, namun mulai naik lagi pada periode Maret 2020 hingga Maret 2021. “Perkembangan kasus Covid-19 sampai saat ini berimbas pada naiknya penduduk miskin di Bali,” ungkapnya.
Kondisi Maret 2021 tercatat sebesar 4,53 persen. Angka ini naik 0,08 persen poin dari kondisi September 2020 yang tercatat sebesar 4,45 persen. Jika dibandingkan dengan kondisi Maret 2020 yang tercatat sebesar 3,78, persentase penduduk miskin Maret 2021mengalami kenaikan sebesar 0,75 persen poin. *dik