Dupa Herbal yang Ramah Lingkungan

DUPA herbal tanpa pewangi kimia terbuat dari serbuk kayu asli. Dupa Gaharu terbuat dari serbuk kayu gaharu dan Dupa Wargasari terbuat dari kemenyan, majegau, cendana.

1475
Ni Komang Ayu Septiani

DUPA herbal tanpa pewangi kimia terbuat dari serbuk kayu asli. Dupa Gaharu terbuat dari serbuk kayu gaharu dan Dupa Wargasari terbuat dari kemenyan, majegau, cendana. Aman untuk kesehatan serta memiliki aroma lembut yang khas. Memberikan vibrasi yang positif, ramah lingkungan, asap yang dikeluarkan tidak membuat sesak, cocok untuk aromatheraphy, yoga, sembahyang, wewangian, semedi.

Menurut pemilik usaha Dupa Herbal Suputra di Jagapati, Badung, Ni Komang Ayu Septiani, awal ia membuka usaha ini karena ingin punya bisnis atau usaha sendiri. “Untuk usaha Dupa Herbal ini saya mulai sejak tahun 2015, dulu awalnya saya  masih di dupa pewangi karena dupa pewangi itu adalah usaha yang saya jalani kurang lebih 2 tahun berjalan,” ujarnya. Di usaha dupa pewangi ini ia mengalami kerugian. Kerugian di sini dalam artian mendapatkan produk yang kurang bagus. “Dari perjalanan itu saya berpikir memiliki sebuah produk yang beda dari yang lainnya. Akhirnya saya memilih Dupa Herbal ini sebagai usaha pengganti dari dupa pewangi. Karena saya berpikir dupa ini merupakan salah satu bahan baku pokok yang digunakan oleh umat Hindu yang ada di Bali khususnya,” ungkapnya.

Karena Dupa Herbal ini jarang ada yang memproduksi, jadi ia merasa ini usaha cukup bagus dikembangkan karena memiliki keunggulan yang berbeda dari yang lainnya. Dari segi harga Dupa Herbal ini cenderung lebih mahal dari dupa pewangi. Kenapa Dupa Herbal lebih mahal karena bahan bakunya itu lebih tinggi harganya dari dupa pewangi lainnya. Selain untuk persembahyangan Dupa Herbal juga bisa digunakan sebagai salah satu media untuk aroma terapis dan wewangian ruangan, ujarnya.

Aroma Dupa Herbal yang unik dan khas ini memiliki nilai lebih tentunya juga dengan harga yang jauh lebih tinggi juga. Namun itu tidak menutup kemungkinan saya tetap bisa menjualnya karena Dupa Herbal ini sendiri memiliki pangsa pasar tertentu. Bahkan untuk pemasaran Dupa Herbal saat ini sebetulnya lebih banyak dan didominasi oleh wisatawan asing. Masyarakat lokal juga ada hanya bagi mereka yang peminat-peminat tertentu saja seperti penekun spiritual, orang yang selalu peduli dengan kesehatan dan orang yang pecinta produk herbal.

Selama yang berjalan saat ini Dupa Herbal ini lebih banyak di beli oleh tamu-tamu asing yang berada di Bali, khususnya yang ada di daerah Ubud dan Canggu. Beberapa pelanggan wisatawan asing yang saya miliki yang di mana mereka adalah sebagai pecinta yoga, meditasi dan seperti yang kita tahu bahwa tamu asing itu lebih banyak meyukai produk yang herbal.

Dampak dari pandemi ini sangat berpengaruh sekali terhadap menurunnya penjualan bahkan di dua bulan pertama pada saat Covid-19 itu booming penjualannya menurun drastis. Namun di situlah UMKM itu harus memiliki ide yang kreatif supaya bisa tetap bertahan di situasi masa pandemi. Pada saat pandemi ini saya mulai memutar otak untuk bagaimana caranya supaya produk saya tetap eksis. Akhirnya dari situ saya mempunyai ide atau keinginan untuk go international. Ya meskipun belum bisa melakukan ekspor tapi setidaknya tamu-tamu asing yang ada di Bali mulai saya tawarkan.

“Saya mulai menawarkan dan datang ke tempat-tempat yoga dan saya juga memanfaatkan sosial media untuk media promosi sehingga dari sanalah saya banyak mendapatkan pelanggan dari tamu-tamu asing. Jadi di pandemi saat ini bukan berdampak negatif sekali terhadap bisnis dan usaha saya malah dari situasi ini saya bisa mengambil hikmahnya. Di masa pandemi ini saya bisa mendapatkan langganan tamu untuk Dupa Hebal lebih banyak,” tandasnya. *suk