Kopi Bali dengan Roastingan ’’Medium To Dark”

PANDEMI Covid-19 turut memberikan dampak signifikan bagi para petani dan pelaku bisnis kopi di Indonesia. Di tengah pandemi, banyak masyarakat merasa tertekan dan terbatasi dalam melakukan sesuatu.

282
I Putu Agus Saskara

PANDEMI Covid-19 turut memberikan dampak signifikan bagi para petani dan pelaku bisnis kopi di Indonesia. Di tengah pandemi, banyak masyarakat merasa tertekan dan terbatasi dalam melakukan sesuatu. Namun, hal tersebut tidak berlaku bagi anak muda Bali yang selalu memiliki keinginan kuat untuk berkreasi. Berbekal budaya, kebiasaan dan kreativitas, anak muda Bali mampu menciptakan suguhan rasa yang khas dalam secangkir kopi.

Owner Kopi Bali “Nyangluh” I Putu Agus Saskara yang beralamat di Kota Denpasar mengatakan, sejak awal berdirinya, Kopi Bali “Nyangluh” terus mengadakan penjajakan pasar di masyarakat. Bahkan semenjak masa pandemi omzetnya justru naik, pas waktu awal-awal pandemi pada Desember 2019. Dan saat itu juga 120 warung sudah bisa disuplay untuk produk sendiri. “Setiap warung mengambil 1 dus kopi yang isinya kira-kira 40 pcs,” ujarnya.

Setelah sekian lama pandemi berjalan, omzet mengalami penurunan 50 – 70 persen di awal Juni 2020. “Meskipun kami mengalami penurunan omzet, kami tidak menyerah dengan keadaan, karena semua pebisnis atau pengusaha juga terkena dampaknya dari wabah virus Covid-19 ini. Di masa pandemi ini saya lebih memanfaatkan situasi seperti lebih berkarya, belajar untuk bisa meningkatkan kualitas produk,” ujarnya.

Begitu pula dari segi pemasaran yang selama ini masih kurang dilakukan inovasi dan juga memperbaiki manajemen di bisnis yang sedang dijalankan. “Kita harus tetap bersyukur karena di masa pandemi ini kita masih tetap bisa berproduktivitas meskipun pembisnis lainnya sudah ada yang tutup,” tambahnya.

Keunggulan dari Kopi Bali “Nyangluh” ini adalah biji kopi yang dipakai berasal dari Pupuan. Kopi ini juga menggunakan roastingan medium to dark. Seperti diketahui, Pupuan terkenal dengan kondisi geografisnya sehingga menghasilkan biji kopi robusta. Karena itu, ia memutuskan memanfaatkan kopi dari Pupuan. “Saya pingin Bali ini lebih dikenal dengan biji kopinya terutama di kopi robusta yang memang penikmatnya adalah kopi pahit. Selain itu dari kondisi geografisnya juga kopi ini memiliki cita rasa yang berbeda,” tandasnya.

Kopi Pupuan ini ditanam secara tumpang sari dengan tanaman coklat sehingga juga ada rasa coklat yang akan bisa dinikmati di kopinya. Itulah keunggulan yang ditawarkan kopi robusta Pupuan dengan kopi lainnya. *suk