Berdamai dengan Covid-19, Masyarakat bisa Produktif dan Aman

Dalam tatanan kehidupan yang baru ini, masyarakat harus berdampingan hidup dengan Covid-19 atau berdamai dengan Covid-19.

256
Trisno Nugroho

Denpasar (bisnisbali.com) –Dalam tatanan kehidupan yang baru ini, masyarakat harus berdampingan hidup dengan Covid-19 atau berdamai dengan Covid-19. Meskipun kurvanya sudah agak melandai atau nanti menjadi kurang, tapi virus ini tidak akan hilang.

“Yang penting masyarakat produktif dan aman. Kita tidak menyerah tapi menyesuaikan diri dengan mengedepankan protokol kesehatan yang ketat hingga memanfaatkan sarana digitalisasi,” kata Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Bali, Trisno Nugroho saat penyerahan program sosial kepada masyarakat terdampak Covid-19.

Tahapan masyarakat produktif dan aman dari Covid-19 dapat dimulai setelah melihat fakta-fakta lapangan dan angka-angka dari kurva positif, sembuh, dan wafat. Ia menilai implementasi vaksinasi dan sinergi kebijakan nasional dan daerah mendorong momentum perbaikan ekonomi Bali pada tahun ini. Optimisme konsumen dan pelaku usaha seiring pelaksanaan program vaksinasi yang berjalan on track mendorong keberlanjutan perbaikan ekonomi di Pulau Dewata. Namun demikian, perbaikan tertahan oleh masih tingginya angka Covid-19 yang menyebabkan pemerintah memberlakukan PPKM darurat di Jawa Bali.

Ia tak memungkiti dampak yang ditimbulkan oleh Covid-19 cukup kuat terhadap kehidupan masyarakat di Bali. Selain itu juga terjadi kesulitan pemenuhan kebutuhan dasar, terutama pangan, bagi masyarakat ekonomi ke bawah. Kesulitan tersebut berpotensi mengakibatkan lemahnya imunitas masyarakat, sehingga upaya pencegahan Covid-19 tidak dapat dilakukan secara optimal.

“Menyikapi fenomena tersebut, BI melalui Program Sosial Bank Indonesia (PSBI) berupaya berperan aktif dalam penanggulangan pandemi Covid-19,” jelasnya.

Itu dibuktikannya lewat penyerahan 1.000 paket sembako penanggulangan Covid-19 kepada DPN Peradah. Bantuan ini nantinya akan disalurkan kepada warga yang terdampak Covid-19. Trisno pun mengajak agar ekonomi di daerah ini segera pulih penerapan protokol kesehatan jangan dikendorkan. Protokol kesehatan Prokes wajib menjadi adaptasi baru seperti 5M seperti memakai masker, mencuci tangan pakai sabun dan air mengalir, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, serta membatasi mobilisasi dan interaksi. Kemudian, peningkatan cakupan 3T (Testing, Tracing dan Treatment) dan percepatan peningkatan cakupan vaksinasi Covid-19.  Ditambah lagi dengan penerapan prokes dan kesiapan pihak pariwisata dan hotel di Bali dengan sertifikasi Clean, Health, Safety, Environement (CHSE).

Sementara itu Ketua Umum Badan Pengurus Daerah Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (BPD Hipmi) Bali, Pande Agus Permana Widura mengatakan menuju perbaikan ekonomi maka harus hidup berdampingan dengan Covid-19 tidak bisa dihindari dan perlu juga menyiapkan infrastruktur terkait kesehatan.

“Ekonomi yang dipilih maka pemerintah harus siapkan rumah sakit terkait kesedian kamar pasien covid. Jumlah kamar menjadi atensi mengingat sudah dibatas maksimal atau apakah masih bisa ditambahkan,” ujarnya.

Ia pun mengajak pengusaha di Bali untuk terus berinovasi dan kreativitas di tengah pandemi. Terlebih lagi ada beragam program inovatif  Hipmi seperti Integrated WebsiteHipmibali.org, Hipmi Goes To Desa dan Belanja Di Teman. Program-program tersebut diharapkan menjadi sebuah terobosan di tengah pandemi untuk membangkitkan kembali perekonomian Bali. *dik