Tabanan (bisnisbali.com) –Sesuai imbauan pemerintah, sejumlah desa di Kabupaten Tabanan terus berupaya memerangi sampah plastik. Salah satunya dilakukan oleh Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) Berlian dalam mengelola sampah berbasis sumber di Desa Penebel, Kecamatan Penebel, Tabanan.
Sejak 2020, masyarakat Desa Penebel bersama-sama mendukung imbauan pemerintah, sehingga sampah bisa diolah sendiri dan tidak tertimbun apalagi sampai keluar dari desa. Atas komitmen tersebut, Bupati Tabanan Dr. I Komang Gede Sanjaya, S.E., M.M. didampingi Sekda Tabanan meninjau sekaligus mendukung kegiatan KSM Berlian.
Mengendarai sepeda motor, Bupati Sanjaya diikuti oleh Anggota DPRD, Kadis LH, Kadis Kebudayaan, kelompok ahli di bidang pembangunan, Camat Penebel, dan LSM Bakti Ring Pertiwi menyambangi KSM Berlian, Sabtu (3/7) lalu. Rombongan disambut oleh Perbekel Penebel.
Bupati Sanjaya dalam kesempatan tersebut mengungkapkan, bertambahnya jumlah penduduk menghasilkan volume dan jenis sampah, baik limbah rumah tangga maupun industri. Kondisi tersebut cenderung berdampak pada pertambahan sampah organik dan anorganik. Apabila tidak dikelola dengan baik, itu akan menimbulkan berbagai dampak buruk, seperti pencemaran dan gangguan kesehatan.
KSM Berlian yang berarti Bersih Lingkungan Asri dan Nyaman, setiap harinya mengolah 2 sampai 3 kubik sampah dari sembilan banjar dinas. Bercermin dari itu, pihaknya mengharapkan KSM Berlian mampu menjadi solusi dalam pengelolaan sampah yang ke depannya bermanfaat positif bagi masyarakat setempat.
“Kalau bicara sampah, kita tidak mungkin bisa mengerjakan sendiri, sebesar apa pun kekuatan kita. Tetapi dengan dukungan Peraturan Gubernur Nomor 47 Tahun 2019 tentang Sampah Berbasis Sumber, seluruh pihak terkait harus bersinergi menjalankan aturan tersebut agar sesuai dengan konsep visi dan misi Nangun Sat Kerthi Loka Bali. Ini melalui tiga hal yang selalu kita jaga, yakni krama, budaya dan sumber daya alam yang ada di Bali,” kata Bupati Sanjaya.
Ia juga mengingatkan bahwa sampah jika hanya dibuang tidak akan menyelesaikan masalah dan akan menumpuk penyakit dan kotoran, sehingga kelestarian lingkungan dan seluruh ekosistem di dalamnya terancam. Untuk itu, pihaknya mengajak seluruh masyarakat mengolah sampah dengan benar dan sadar dengan bahaya yang akan ditimbulkan oleh sampah, terutama sampah plastik.
Sampah organik bisa dengan mudah diolah menjadi pupuk. Sampah nonorganik seperti plastik dan besi juga bisa diolah kembali dan seharusnya menjadi barang-barang yang memiliki nilai jual. Untuk itu, pemerintah desa, LSM, Dinas Lingkungan Hidup dan masyarakat bergotong royong dan berintegrasi mengelola sampah menjadi sesuatu yang manfaatnya bisa dipetik kembali oleh masyarakat.
“Jika masyarakat bersinergi, akan cepat tercapai visi dan misi Nangun Sat Kerthi Loka Bali melalui Pola Pembangunan Semesta Berencana, menuju Tabanan Era Baru Yang Aman, Unggul dan Madani (AUM). Bagaimana kita bisa membangun desa yang presisi dengan perencanaan berbasis riset dan data, termasuk potensi-potensi yang bisa ditonjolkan oleh desa,” lanjut Bupati Sanjaya.
Ditegaskannya, pemerintah selalu mendukung kearifan lokal yang dimiliki oleh desa, sehingga nantinya bisa menjadi desa berdikari dan mandiri sesuai ajaran Tri Sakti Bung Karno. Berdaulat di bidang politik, berdikari di bidang ekonomi dan berkepribadian dalam bidang seni budaya melalui pembangunan secara terpola, menyeluruh, terencana, terarah dan terintegrasi dalam bingkai Negara Kesatuan Indonesia berdasarkan nilai-nilai Pancasila. *man