Denpasar (bisnisbali.com) –Wisata berbasis vaksin atau program bekerja, berlibur plus vaksin gratis di Bali diharapkan mampu meningkatkan kunjungan wisatawan ke Pulau Dewata dan berimbas pada perekonomian di daerah ini. Tetapi, pada 2021 ini, peningkatan kunjungan wisatawan tentunya tidak bisa signifikan. Selain itu, wisata berbasis vaksin di Bali ini akan lebih diminati oleh wisatawan domestik.
“Untuk menyasar pasar wisatawan mancanegara, tentunya harus menunggu keputusan pemerintah untuk membuka pariwisata Bali,” kata praktisi ekonomi dari FEB Undiknas University, Agus Fredy Maradona, Ph.D., CA. di Denpasar, Rabu (30/6) kemarin.
Menurutnya wisata berbasis vaksin di Bali ini sangat diapresiasi, seperti halnya program Work from Bali yang sebelumnya telah diluncurkan. Setiap upaya untuk menghidupkan kembali sektor pariwisata Bali harus diapresiasi dan dukung seoptimal mungkin. “Harapan saya pariwisata Bali tetap dibuka Juli 2021 sesuai dengan jadwal sebelumnya,” ujarnya.
Program bekerja, berlibur plus vaksin gratis di Bali bisa menjadi salah satu produk yang ditawarkan bagi wisatawan mancanegara di awal pembukaan pariwisata Bali. Waki Rektor IV Undiknas University ini melihat bahwa program wisata berbasis vaksin di Bali mrupakan suatu bentuk health tourism yang dalam jangka panjang bisa dikembangkan melalui kerja sama industri pariwisata dan sektor kesehatan di Bali.
“Saya berpandangan bahwa program ini di Bali akan lebih populer di wisatawan domestik dibandingkan wisatawa mancanegara karena kemungkinan besar wisatawan mancanegara yang memutuskan berlibur ke Bali adalah mereka yang sudah mendapatkan vaksin dan meyakini bahwa risiko tertular virus corona adalah rendah,” paparnya.
Meskipun demikian, ia tetap meyakini bahwa akan ada wisatawan mancanegara yang akan mengikuti program bekerja, berlibur plus vaksin gratis di Bali, khususnya mereka yang sudah sering berlibur ke Bali (wisatawan yang sudah familiar dengan Bali termasuk dengan kualitas layanan kesehatan di Bali).
Agus Fredy pun berpandangan bahwa satu-satunya dampak negatif dari program ini adalah perlunya mengalokasikan vaksin dengan jumlah yang cukup bagi program ini agar jangan sampai pelaksanaan program ini justru menghambat program vaksinasi masyarakat Indonesia/Bali secara umum. Oleh karena itu, pemerintah harus memasikan bahwa jumlah vaksin Covid-19 ini tersedia dalam jumlah yang cukup sehinggal pelaksaan bekerja, berlibur plus vaksin gratis di Bali tidak akan mengurangi kesempatan masyarakat umum untuk mendapatkan vaksin. *dik