Tabanan (bisnisbali.com) –Pemerintah Kabupaten Tabanan kini berharap banyak dari sektor pertanian dalam upaya menggeliatkan perekonomian daerah di tengah belum adanya tanda-tanda Bali akan membuka diri untuk menerima kunjungan wisatawan mancanegara dalam waktu dekat. Sektor pertanian akan dirancang lebih mengarah pada industrialisasi.
Bupati Tabanan Dr. I Komang Gede Sanjaya, S.E., M.M. mengungkapkan menuju industrialisasi pertanian ini sejalan dengan rencana Gubernur Bali yang akan mempertahankan Kabupaten Tabanan sebagai daerah lumbung pangan. Nantinya bahan makanan yang berada di Bali bukan bersumber dari mana-mana, tapi justru berasal dari Tabanan. “Saya sering berkomunikasi dengan Gubernur Bali. Pada 2022 nanti Bapak Gubernur akan konsen mempertahankan Tabanan sebagai lumbung pangannya Bali,” tuturnya, Jumat (25/6) kemarin.
Itu dilakukan karena potensi sumber daya alam dan sumber daya manusia yang dimiliki oleh Kabupaten Tabanan sangat menjanjikan. Kini tinggal polanya dioptimalkan dalam bentuk industrialisasi pertanian, yakni pertanian yang tidak semata-mata bergantung pada luasan lahan untuk bisa menghasilkan pendapatan yang layak. Sebaliknya lebih kepada memanfaatkan luasan lahan yang ada dengan nilai jual bisa melebihi produksi rata-rata.
“Misalnya dengan memanfaatkan tanah seluas 1 are yang biasanya menghasilkan hingga Rp 10 juta, nantinya bisa mendatangkan nilai lebih hingga Rp 50 juta,” ujarnya.
Caranya, jelas Bupati Sanjaya, dengan memasukkan unsur teknologi, salah satunya menerapkan pola pertanian organik. Bagaimana mengoptimalkan lahan pertanian yang ada bisa memberikan hasil lebih. Guna meningkatkan pendapatan jangan lagi menggunakan pola pertanian yang biasa-biasa saja. Harus memakai pertanian organik yang menghasilkan mutu yang tidak dimiliki oleh pertanian lainnya.
Pihaknya menyampaikan terima kasih kepada Gubernur Bali yang komitmen akan membantu Tabanan merealisasikan hal tersebut serta merencanakan membuat penyosohan terbesar di Bali dan di Indonesia timur. Jika itu terealisasi, gabah dari daerah lain akan dibawa ke Tabanan, bukan lagi ke Banyuwangi. Selain itu, hasilnya beras berkualitas baik.
Pengoptimalan juga menyangkut ketahanan pangan, sumber-sumber alam dan sektor bahan baku lainnya. Bercermin dari itu, Bupati Sanjaya mengharapkan Tabanan tidak lagi hanya menjual beras, namun juga bentuk olahan hasil pertanian. Contohnya kelapa, nantinya tidak hanya sebatas menjual buahnya, tetapi juga olahannya salah satunya dalam bentuk VCO. Begitu pula beras merah, tidak hanya menjual beras merahnya saja, namun bagaimana caranya agar bisa menjual dalam bentuk olahan salah satunya teh beras merah. “Selain itu, kami akan optimalkan dan menyisir potensi sumber-sumber pendapatan lainnya yang bisa digunakan dalam menopang PAD,” pungkas Bupati Tabanan. *man