Peternak Ayam Keluhkan Harga Jual di Bawah BEP

Sejumlah peternak ayam potong di Kabupaten Tabanan mengeluhkan harga jual yang anjlok.

389
ANJLOK - Harga ayam di tingkat peternak mandiri cenderung anjlok.

Tabanan (bisnisbali.com) –Sejumlah peternak ayam potong di Kabupaten Tabanan mengeluhkan harga jual yang anjlok. Kuat dugaan turun drastisnya harga disumbang oleh banyaknya  pasokan daging ayam dalam bentuk karkas dari Jawa ke Bali. Hal ini mengkondisikan harga ayam di tingkat peternak cenderung berada di bawah break even point (BEP).

Salah seorang peternak ayam mandiri di Desa Tunjuk, Tabanan, I Wayan Sukasana, mengungkapkan harga ayam di tingkat peternak mandiri cenderung anjlok. Itu tercermin dari BEP yang berada di level Rp 22.500 per kilogram. Selama ini harga tersebut belum pernah terlampaui atau selalu di bawahnya.

“Baru di angka Rp 21.500 per kilogram, harga ayam sudah kembali turun lagi ke angka Rp 20.000 per kilogram. Sebelumnya harga di peternak bahkan sempat empat hari lalu berada di kisaran Rp 18.000 per kilogram,” tuturnya, Kamis (24/6) kemarin.

Menurutnya, penurunan harga jual di tingkat peternak ini bukan dipicu oleh berkurangnya daya beli konsumen akibat pandemi Covid-19. Asumsinya, jika daya beli menurun, tidak mungkin harga ayam di pasaran yang berkisar Rp 37.000 hingga Rp 38.000 per kilogram tetap bisa diserap oleh konsumen selama ini.

Pihaknya menduga penyebab anjloknya harga jual di tingkat peternak lebih disebabkan membanjirnya pasokan daging ayam dalam bentuk karkas yang baru dipotong dari Jawa. Jumlah daging karkas baru potong dari Jawa ke Bali cukup besar, bahkan bisa mencapai angka ton per hari.

“Kami berharap pemerintah bisa memproteksi peternak lokal dengan menjaga tata niaga karkas baru potong ini. Kalau bisa pengawasan meniru yang dilakukan oleh Lombok, sehingga harga di sana stabil di kisaran Rp 24.000 sampai Rp 25.000 per kilogram,” ujar Sukasana.

Pemerintah sebenarnya bisa memproteksi para peternak kecil atau mandiri agar harga jual di tingkat produsen bisa stabil, paling tidak berada di atas BEP. Salah satunya dengan cara memperketat pengawasan masuknya karkas dari Jawa. Oleh karena itu pihaknya ingin sekali bertemu Gubernur Bali untuk menyampaikan permasalahan ini.

Dikatakannya, harga daging ayam potong di tingkat peternak di Jawa sebenarnya mengalami hal sama atau berada di bawah BEP,yakni di level Rp 17.500 per kilogram. Hanya, karena modal yang besar dan biaya produksi lebih murah dibandingkan di Bali, peternak di Jawa tidak memikirkan kerugian. Terpenting bagi peternak di sana adalah perputaran uang dari usaha mereka bisa terus berjalan.

Selain harga jual yang cenderung anjlok, peternak lokal juga dihadapkan pada terus naiknya biaya produksi. Mei lalu harga pakan dari pabrikan naik tiga kali. Persentase lonjakannya berkisar Rp 200 hingga Rp 300 per kilogram dibandingkan harga sebelumnya. Kenaikan biaya produksi khususnya pakan pabrikan juga terjadi pada April lalu. Pabrikan beralasan naiknya harga bahan baku, salah satunya jagung di tengah pembatasan impor saat ini.

Harga jual ayam potong di tingkat peternak yang mengalami penurunan tidak terjadi tingkat pedagang. Pedagang di sejumlah pasar tradisional cenderung menjual daging ayam di posisi stabil. Sesuai data di Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Tabanan, daging ayam dijual Rp 40.000 per kilogram di sejumlah pasar tradisional. *man