Pelaku Pariwisata Khawatirkan Penundaan ’’Work From Bali”

Peningkatan kasus Covid-19 yang cepat di sejumlah daerah khususnya di Jawa menimbulkan kecemasan bagi pelaku pariwisata dan meetings, incentives, conferences and exhibitions (MICE) di Bali.

229
KHAWATIR - Ketua Bali MICE Forum (BMF) Putu Gede Wiwin Gunawasika saat sosialisasi  WFH, beberapa waktu lalu. Pelaku pariwisata dan MICE di Bali khawatir peningkatan kasus di Jawa akan mengakibatkan penundaan program WFH.

Denpasar (bisnisbali.com) –Peningkatan kasus Covid-19 yang cepat di sejumlah daerah khususnya di Jawa menimbulkan kecemasan bagi pelaku pariwisata dan meetings, incentives, conferences and exhibitions (MICE) di Bali. Muncul kekhawatiran peningkatan kasus di Jawa akan mengakibatkan pembatasan berpergian kementerian dan lembaga serta BUMN ke Bali.

“Padahal dengan program work from Bali yang baru berjalan beberapa waktu ini dampaknya sudah mulai terasa, meskipun volumenya masih kecil sekali khususnya bagi kawan-kawan UMKM dan pelaku usaha pariwisata,” kata pengusaha hotel dan pusat perbelanjaan di kawasan Renon, Bayu Adisastra. Ia pun menegaskan jika okupansi hotelnya sempat 25 persen atau terisi 70 kamar.

Hal senada juga disampaikan oleh Ketua Bali MICE Forum (BMF) Putu Gede Wiwin Gunawasika yang terlibat bersama 10 PCO/EO pengurus BMF melakukan audiensi ke sekitar 29 K/L dan BUMN mendampingi Pemprov Bali.

“Program ini belum mulai, baru akan berjalan. Meskipun secara sporadis kami melihat sudah mulai ada pergerakan K/L BUMN ke Bali secara langsung tanpa melalui kami. Kami hanya berharap tidak berimbas pada pembatasan ke Bali,” paparnya.

Menurutnya Bali relatif aman hingga saat ini. Sebagian besar sudah zona hijau dan kuning. Pihaknya pun membantah jika efek work from Bali yang membuat kenaikan covid di Bali. “Kita ini belum ada apa-apa dengan program work from Bali. Belum ada arrangement yang masuk melalui kami saat ini,” tuturnya.

Terkait protokol kesehatan, Wiwin menyatakan Bali sudah sangat siap mengingat persiapan menuju open border pun sudah dilakukan. Masyarakat di Bali pun sangat sadar bila sebagian besar mata pencaharian mereka bertumpu pada pariwisata. Alhasil pelaksanaan protokol kesehatan di Bali sangat ketat termasuk pengawasannya. *dik