WFB Dibantah Sumbang Kenaikan Covid-19

Sejumlah asosiasi dan pelaku pariwisata Bali membantah bila program Work From Bali (WFB) berkontribusi pada kenaikan Covid- 19 di Bali dalam beberapa hari terakhir ini.

292
Ketua Bali Tourism Board/GIPI Bali, Ida Bagus Partha Adnyana

Denpasar (bisnisbali.com) – Sejumlah asosiasi dan pelaku pariwisata Bali membantah bila program Work From Bali (WFB) berkontribusi pada kenaikan Covid- 19 di Bali dalam beberapa hari terakhir ini.

Ketua Bali Tourism Board/GIPI Bali, Ida Bagus Partha Adnyana menyampaikan situasi pandemi seperti saat ini sangat normal terjadi kenaikan kasus. Keadaan akan naik turun sampai herd immunity terbentuk.

“Janganlah terlalu berlebihan. Saya berbicara dengan data dan fakta di lapangan, bahwa 3 green zone (Sanur, Ubud, Nusa Dua) sebagai rujukan tempat WFB masih sangat terkendali,” katanya.

Ia mengajak dalam situasi saat ini justru harus bersatu. Bila memang ada yang sakit saat bekerja di sini, tentu harus dirawat. Semua sudah disiapkan mekanismenya.

Didampingi Public & Media Relations Bali Tourism Board, Grace Jeanie, Gus Agung mengajak masyarakat dan semua stakeholder pariwisata untuk tetap bergandengan tangan serta menciptakan situasi yang kondusif dan menyambut berjalannya program WFB dengan protokol kesehatan yang ketat dalam pelaksanaan dan pengawasannya.

Hal sama dikatakan Ketua Asita Bali, Ketut Ardana. Ia menyampaikan WFB ini satu program yang sangat baik sehingga kurang setuju jika ada pernyataan yang menyatakan program WFB adalah penyumbang kenaikan Covid-19.

“Menurut kami dari Asita sepanjang prokes dilakukan dengan ketat dan tegas seharusnya bukan PPDN ini menjadi pemicu lonjakan Covid-19 karena mereka yang datang itu adalah orang-orang sehat,” tegasnya.

Artinya pada saat mereka akan datang ke Bali (WFB ) mereka seharusnya sudah memenuhi aturan prokes, test antigen harus negative bahkan lebih bagus bila sudah divaksinasi. “Jadi kecil kemungkinan ada yang lolos masuk ke Bali kondisi terjangkit. Dan kami juga melihat bahwa masyarakat Bali relatif sangat tertib dalam menjalankan prokes,” jelasnya.

Pihaknya pun berharap WFB bisa berjalan dengan baik, saat ini ada mengingat ada 400 anggota Asita. Serupa disampaikan Ketua Angkutan Pariwisata Bali, I Nyoman Sudiartha yang memiliki anggota 150 pengusaha, dengan 2.000 unit armada dan menyerap 6.000 pekerja menyatakan sangat tidak setuju dengan adanya pernyataan tersebut. “Ini sangat merugikan kami, yang selama ini berharap pariwisata bisa dibuka kembali,” paparnya.

WFB ini sangat membantu pariwsata Bali meskipun volumenya masih kecil saat ini. Ia sangat berharap pariwisata bisa pulih kembali. *dik