Sabtu, November 23, 2024
BerandaBaliPasar  ’’Offline’’ masih Dipilih Konsumen, Pameran, Peluang bagi Perajin Tenun

Pasar  ’’Offline’’ masih Dipilih Konsumen, Pameran, Peluang bagi Perajin Tenun

Pemasaran secara offline (konvesional) masih menjadi daya tarik untuk menjual produk kerajinan khususnya kain tenun Bali.

Denpasar (bisnisbali.com) –Pemasaran secara offline (konvesional) masih menjadi daya tarik untuk menjual produk kerajinan khususnya kain tenun Bali. Kesempatan konsumen melihat secara langsung produk yang akan dibeli menjadi alasannya. Makanya kegiatan pameran merupakan peluang yang baik bagi perajin untuk mempromosikan produknya.

Salah seorang Ketua Kelompok Kerajinan Tenun Songket, dr. Luh Wayan Sriadi, saat ditemui di Pameran Pesta Kesenian Bali (PKB) beberapa waktu lalu mengatakan, di tengah pandemi Covid-19 ini diikutkan dalam pameran merupakan peluang yang sangat disyukuri. Kesempatan ini menjadi hal yang luar biasa bagi pelaku UMKM khususnya perajin.

Menurutnya, beberapa konsumen hingga saat ini masih suka melihat dan menyentuh secara langsung produk yang akan dibeli. Terlebih kain tenun songket yang merupakan produk eksklusif akan lebih memberi kepuasan kepada pelanggan bisa melihatnya secara langsung. “Jadi, diberikannya kesempatan berpameran, terlebih di tengah pandemi saat ruang gerak kita terbatas, adalah hal yang sangat disyukuri. Apalagi kami Tenun Putri Mas ada di Jembrana, cukup jauh. Ketika konsumen ingin melihat langsung, kami arahkan datang ke PKB,” ujarnya.

Disinggung soal penjualan dalam pameran, dr. Sriadi menyebut cukup banyak pembeli meski tidak seramai sebelum pandemi Covid-19 lalu. Dirinya masih tetap mendapat keuntungan setelah dihitung antara biaya pameran dan penjualan. “Kalau dihitung untung dan rugi, masih tetap untung meski di tengah pandemi Covid-19 seperti saat ini,” terangnya.

Selain pemasaran offline, dia mengaku tetap menggenjot pemasaran online. Hal ini menjadi keharusan yang dilakukan saat pandemi Covid-19. Untuk pemasaran di online, dr. Sriadi mengaku menyesuaikan jenis produk dan harga produk. Dengan demikian pihaknya mesti berinovasi dalam mencapai kedua pasar tersebut. “Untuk produk premium sebenarnya lebih bagus secara offline yaitu melalui pameran. Namun, di situasi pandemi saat ini, online juga harus digenjot, sehingga inovasi produk harus dilakukan,” imbuhnya. *wid

Berita Terkait
- Advertisment -

Berita Populer