Tabanan (bisnisbali.com) –Harga jual bawang merah tengah anjlok di pasaran hingga menyentuh Rp 18.000 per kilogram. Meski begitu, sejumlah petani di Subak Bengkel, Kecamatan Kediri, tetap komit mengembangkan tanaman bawang merah. Tahun ini Subak Bengkel yang dijadikan kampung bawang merah di Kabupaten Tabanan mendapat bantuan dari pemerintah pusat untuk mengembangkan benih hingga sarana produksi (saprodi).
 Koordinator lapangan untuk bantuan benih bawang merah di Subak Bengkel, I Made Merta Suteja, mengungkapkan Subak Bengkel sebagai salah satu sentra pengembangan bawang merah di Kabupaten Tabanan tetap akan membudidayakan bawang merah meski harganya anjlok. “Petani di Subak Bengkel sudah sejak lama berbudi daya bawang merah dan masih mengusahakan hingga kini. Mereka tidak pernah mengeluh walaupun harga bawang anjlok,” tuturnya, Rabu (16/6) kemarin.
Kondisi tersebut sejalan dengan hasil panen bawang merah yang memiliki umur simpan cukup lama, bahkan bisa mencapai enam bulan jika disimpan dengan baik. Ketika harga bawang merah kembali bagus, petani baru menjualnya ke pasaran.
Menurut pengusaha penyosohan beras (PB) Boki Murni ini, pengembangan bawang merah di Subak Bengkel yang dirancang sebagai kampung bawang merah sudah dibantu oleh pemerintah pusat dalam bentuk benih, saprodi dan peralatan untuk mengolah bawang merah sehingga menghasilkan komoditas  jual dalam bentuk penganan.
“Akhir tahun kemarin kami dibantu berupa alat olahan pencacah bawang, penggorengan elektrik, spiner dan mesin pengepakan, sehingga hasil akhirnya berupa produk bawang goreng dan cemilan bawang merah,” papar Merta Suteja.
Ia mengharapkan bantuan mesin tersebut akan menjadi alternatif sumber pendapatan bagi petani ketika saat panen harga bawang dalam posisi murah. Hanya, tahun ini bantuan benih masih dalam posisi menunggu pengiriman dari pusat. “Bantuan untuk Subak Bengkel sudah masuk di kementerian tetapi masih dalam proses. Luasan yang dialokasikan untuk bantuan ini mencapai 20 hektar,” ujarnya.
Plt. Kabid Tanaman Pangan Hortikultura Dinas Pertanian Kabupaten Tabanan I Gusti Ngurah Ketut Wicahyadi, S.P. menyatakan hal senada. Subak Bengkel tetap mengembangkan tanaman bawang merah dan saat ini posisinya menunggu pengiriman bibit karena masih proses lelang dari pusat. Luasan bantuan benih bawang merah dari bantuan aspirasi yang dikembangkan di Subak Bengkel mencapai 20 hektar, sedangkan bantuan benih reguler tetap dengan luasan 30 hektar.
Subak Bengkel yang diarahkan sebagai kampung bawang merah sudah memiliki fasilitas pendukung produksi hingga pengolahan, sehingga sudah berkonsep dari hulu sampai hilir. “Hanya belum ada bangsal panen. Mungkin nanti bisa diupayakan secara swadaya untuk menyimpan bawang merah,” pungkasnya. *man