Denpasar (bisnisbali.com) –Merosotnya perekonomian Bali sudah jelas karena pandemi Covid-19 yang menyebabkan sektor pariwisata di daerah ini tidak bergerak. Oleh karena itu, pemulihan perekonomian Bali hanya bisa dicapai apabila pandemi Covid 19 bisa diatasi.
Dengan apa? Ya masyarakat harus divaksinasi segera dan semua tanpa kecuali harus disiplin ketat melaksanakan protokol kesehatan atau prokes ketat dan terukur,” kata pemerhati ekonomi Nyoman Sender di Denpasar, Selasa (15/6) kemarin.
Prokes ketat jangan dibaikan atau hanya sekadar menggunakan. Prokes wajib menjadi adaptasi baru seperti 5M seperti memakai masker, mencuci tangan pakai sabun dan air mengalir, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, serta membatasi mobilisasi dan interaksi. Kemudian, peningkatan cakupan 3T (Testing, Tracing dan Treatment) dan percepatan peningkatan cakupan vaksinasi Covid-19. Ditambah lagi dengan penerapan prokes dan kesiapan pihak pariwisata dan hotel di Bali dengan sertifikasi Clean, Health, Safety, Environement (CHSE).
Bila prokes ini tidak diterapkan maka pemulihan ekonomi akan sangat lama. Bagaimana dengan ajang Pesta Kesenian Bali (PKB) ke-43? Kata Sender, PKB tidak mutlak bisa memulihkan ekonomi karena perlu pendukung lainnya. “Jujur saja saya tidak terlalu optimis, kecuali pandemi Covid-19 ini bisa diatasi,” ujarnya.
Kenapa demikian, menurut pelaku perbankan ini karena ada kekhawatiran bisa terjadi klaster PKB seperti klaster Lebaran yang sekarang merebak kembali di seluruh Jawa. Walaupun PKB dilakukan secara daring dan penonton diimbau dari rumah saja, jika masyarakat tidak disiplin dan tetap datang ke Art Center berkerumun tentu itu yang perlu diwaspadai.
Dengan kata lain, PKB tidak akan mampu mendongkrak pemulihan ekonomi Bali. “Jadi satu-satunya yang bisa memulihkan ekonomi untuk bangkit kembali adalah jika pandemi bisa diatasi sehingga pariwisata bisa berangsur pulih kembali,” paparnya.
Ia pun menyadari selama beberapa dekade terakhir ekonomi sangat bergantung sama pariwisata. Begitu Covid-19 merebak di seluruh dunia di mana negara-negara pada terpapar dan melaksanakan lockdown yang melarang warganya untuk bepergian. Ini membuat kondisi pariwisata Bali jatuh. Tamu wisman tidak ada yang datang. Buntutnya ekonomi Bali lumpuh dan paling terpuruk melebihi rata-rata nasional.
Sementara itu pemerhati ekonomi lainnya, Prof. Wayan Ramantha menyampaikan PKB merupakan pintu open border soft opening pariwisata Bali. “Sebagai soft opening kita harus promosikan Bali sehat. Artinya Covid-19 tetap terkendali sehingga orang berani berwisata ke Bali,” katanya.
Kesehatan wisatawan dan masyarakat Bali terjamin baru kemudian nanti berani grand opening agar ekonomi Bali bisa bertumbuh kembali.*dik