BPR KAS Indonesia ikut berupaya mendorong perkembangan ekonomi masyarakat Bali dengan menyelenggarakan Bali Culinary Entrepreneur Festival (BCEF). BCEF digelar untuk mengedukasi UMKM kuliner mengembangkan usahanya saat pandemi Covid-19 ini.
Direktur Utama BPR KAS, Rio Christian, menyampaikan pandemi Covid-19 masih menimbulkan dampak yang sangat besar terhadap semua sektor kehidupan di seluruh dunia, mulai dari ekonomi, pendidikan, sosial hingga pariwisata. Sektor pariwisata terdampak sangat besar. Pariwisata yang pada awalnya mengalami pertumbuhan pesat saat ini melemah dan mengalami penurunan drastis.
Melemahnya industri pariwisata akibat virus Corona juga terjadi di Indonesia. Bali adalah salah satu destinasi yang paling terkena dampaknya dilihat dari penurunan jumlah wisatawan yang datang berkunjung. Padahal sektor pariwisata merupakan tulang punggung penghasilan masyarakat Pulau Dewata. Makanya masyarakat Bali harus mencari penghasilan dari sektor lain, salah satunya di bidang kuliner.
Makanan merupakan kebutuhan primer masyarakat. Salah satu cara mudah yang dijalani adalah dengan membangun bisnis model ghost kitchen. Dapur hantu ini ditujukan untuk membuat makanan yang dijual melalui layanan pesan antar. “Ghost kitchen menjadi salah satu solusi di masa pandemi karena keterbatasan fisik dan finansial menjalankan bisnis secara konvensional,” jelas Rio.
Model bisnis ghost kitchen juga memiliki kekurangan. Oleh karena tidak mementingakan lokasi, bisa jadi tidak bisa dikenali secara fisik. Penjualan produk sangat bergantung pada promosi online sehingga mengharuskan memiliki penampilan yang menarik.
‘’Melalui BCEF, BPR Kas membantu para pejuang UMKM khususnya di bidang kuliner (ghost kitchen). Ini untuk mengembangkan usaha agar dapat bersaing secara kompeten dan profesional,” tegasnya. *kup