Denpasar (bisnisbali.com) –Selain wisatawan domestik, kedatangan wisatawan mancanegara juga sangat diharapkan oleh para pelaku wisata saat ini. Untuk itu, dibukanya pintu perbatasan (open border) untuk wisatawan mancanegara merupakan hal yang mendesak.
Ketua Indonesia Hotel General Manager Association (IHGMA) DPD Bali Yoga Iswara saat dimintai konfirmasi, Senin (14/6), menyatakan saat ini okupansi kamar hotel di Bali masih di bawah 10 persen, bahkan beberapa di antaranya menutup operasional. Pelaku pariwisata mengharapkan okupansi bisa mencapai 20-30 persen di tengah situasi kritis yang melanda pariwisata Bali saat ini agar bisa bertahan.
Pihaknya tidak serta-merta berharap okupansi hingga 80 persen ketika pariwisata Bali dibuka untuk wisatawan mancanegara. Posisi 20-30 persen sudah sangat membantu, setidaknya untuk operasional dan gaji karyawan. “Kami tidak berbicara untung dulu. Terpenting bisa bertahan, bukan minus dan karyawan bisa bekerja kembali. Paling tidak 15-20 hari kerja, mereka sudah sangat terbantu,” terangnya.
Lebih lanjut dikatakannya, Bali sudah bergerak melakukan verifikasi tatanan era baru, seperti sertifikasi CHSE, vaksinasi yang telah mencapai 1,7 juta penduduk dan sebagainya. “Ini sebuah proses luar biasa di Bali. Kami juga mengacu pada apa yang disampaikan Bapak Jokowi saat kunjungan dalam kegiatan vaksinasi pariwisata bahwa Bali akan dibuka Juli 2021 dengan syarat angka kasus menurun,” ungkapnya.
Menurut Yoga Iswara, Bali sudah melakukan proses yang sangat bagus ditambah kasus positif Covid-19 saat ini telah melandai. Oleh sebab itu sudah pantas pariwisata Bali dibuka untuk wisatawan mancanegara. *wid