Denpasar (bisnisbali.com) – Memasuki akhir triwulan II 2021 yang tinggal hitungan minggu di Juni ini, estimasi kinerja perekonomian Bali akan melanjutkan pemulihan. Ekonomi Bali yang diprediksi mengalami perbaikan namun terbatas ini seiring adanya proses vaksinasi untuk Covid-19 yang berdampak positif pada tingkat kepercayaan konsumen dan optimisme pelaku usaha.
“Selain itu, kebijakan yang dilakukan pemerintah juga mendorong confidence dan optimisme pelaku usaha yang berpontensi mendorong pemulihan pariwisata dan ekonomi Bali,” kata Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Bali, Trisno Nugroho di Denpasar, Senin (14/6) kemarin.
Kebijakan tersebut termasuk sertifikasi CHSE, pilot project travel bubble, Kementerian/BUMN/swasta untuk melakukan Work From Bali serta perluasan bantuan insentif pariwisata/dana hibah pariwisata. Trisno pun menyebutkan dari sisi pengeluaran, perbaikan kinerja diprakirakan bersumber dari perbaikan kinerja konsumsi RT, konsumsi pemerintah, investasi, dan ekspor luar negeri.
Sementara dari sisi lapangan usaha perbaikan kinerja perekonomian secara terbatas diprakirakan bersumber dari perbaikan kinerja lapangan usaha (LU) utama ekonomi Bali, yaitu LU pertanian, akmamin, konstruksi, serta perdagangan.
Trisno Nugroho pun menyebutkan untuk keseluruhan tahun 2021, perekomian Bali diperkirakan belum dapat kembali pada baselinenya dan masih terkontraksi. Untuk menahan laju kontraksi lebih lanjut, perlu adanya program-program quick win di samping program jangka panjang (transformasi ekonomi Bali). Salah satu quick win yang diperkirakan dapat menahan pertumbuhan ekonomi Bali adalah program Working From Bali, di mana program ini dapat meningkatkan kinerja pariwisata yang juga memberikan multiplier kepada sektor lainnya.
“Tentu saja, dampak ekonomi WFB ini dapat dirasakan apabila program ini dapat dilakukan secara berkelanjutan,” tegasnya.
Seperti diketahui kinerja ekonomi Bali pada triwulan I 2021 masih terkontraksi namun sedikit membaik dibanding triwulan sebelumnya. Ekonomi Bali tercatat kontraksi 9,85 persen (yoy), lebih baik dibanding triwulan sebelumnya yang terkontraksi 12,21 persen (yoy). Masih kontraksinya ekonomi Bali disebabkan oleh masih berlangsungnya penyebaran Covid-19 yang menyebabkan sejumlah negara masih melakukan kebijakan travel restriction, termasuk Indonesia, yang selanjutnya berdampak pada menurunnya jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Bali.
Perbaikan ekonomi Bali secara terbatas terutama didorong oleh adanya libur longweekend perayaan Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) seperti Hari Raya Imlek dan Hari Raya Nyepi yang mendorong kedatangan wisatawan nusantara (wisnus). Dari sisi permintaan, perbaikan kinerja ekonomi Bali bersumber kinerja dari konsumsi rumah tangga, investasi, dan ekspor luar negeri. Sementara dari sisi penawaran, perbaikan ekonomi bersumber dari kinerja lapangan usaha utama Bali yaitu LU penyediaan akomodasi makan-minum (akmamin), LU kontruksi, LU perdagangan, LU pertanian, serta LU transportasi dan pergudangan.*dik