Denpasar (bisnisbali.com) – Pelaku IKM/UMKM tidak hanya didorong untuk melakukan pemasaran lewat daring. Di tengah pandemi Covid-19 ini, pelaku IKM/UMKM juga diajak memasarkan produknya di mal-mal besar di Bali. Hal ini sebagai upaya meningkatkan pemasaran produk yang dimiliki.
Hal tersebut terungkap saat Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi Bali Ny. Putri Suastini Koster mendampingi Wakil Ketua Dekranasda Kota Batu, Jawa Timur, Ny. Qurotul Aini beserta rombongan serangkaian kunjungan kerja di home base IKM/ UMKM Provinsi Bali, Gedung Ksirarnawa, Art Center Denpasar, dan Plaza Renon, Kamis (10/6).
Ny. Putri Koster mengatakan, pemasaran produk asli lokal perajin Bali di tengah pandemi Covid-19 telah dilakukan melalui marketplace terutama balimall.id. Saat ini pihaknya juga mendorong pemasaran produksi kerajinan lokal di mal-mal besar di Bali. Melalui program IKM/UMKM Goes to Mall, nantinya pameran ini akan dibuka serentak pada 14 Juni mendatang.
Untuk mendorong pemasaran di mal, Dekranasda Bali juga terus melakukan edukasi terkait kemasan dan tampilan produk. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan nilai jual produk IKM/UMKM. “Produk kerajinan Bali mencirikan kearifan lokal. Dengan menempatkannya di tempat yang pantas sehingga mampu tampil dengan taksu dan kemuliaannya sendiri. Jadi, kita sebagai generasi penerus dari leluhur dapat menjaga warisannya yang merupakan bagian dari warisan budaya,” ujar Ny Putri Koster.
Ia menekankan agar warisan budaya leluhur tidak semakin punah, melainkan dapat maju dan berkembang. Untuk itu, Ny. Putri Koster mengajak semua Dewan Kerajinan Nasional Daerah se-Indonesia melaksanakan kerja sama antara satu dengan yang lainnya, karena keberadaan warisan Nusantara adalah tanggung jawab bersama untuk mempertahankannya.
Masih dalam suasana pandemi Covid-19, perajin Bali juga didorong tetap kuat dan bersemangat dalam memulai pergerakan. “Menguasai infomasi teknologi adalah salah satu cara dan upaya yang dimiliki setiap orang, yang mana kita harus mampu mengatur diri kita sendiri. Jangan sampai saat pandemi mulai melandai dan normal baru kita mulai pemanasan dan berkemas. Hal itu akan menyebabkan kita kalah cepat dengan kemajuan Iptek,” imbuhnya. *wid