Tabanan (bisnisbali.com) –Sosialisasi persiapan pembangunan megaproyek jalan Tol Gilimanuk-Mengwi yang akan melintasi 19 Desa dengan panjang 35 kilometer di Kabupaten Tabanan terus bergulir. Terbaru telah dilakukan sosialisasi dan penyerahan surat undangan pendataan awal kepemilikan lahan dari Provinsi Bali melalui Dinas Bina Marga kepada Camat dan Perbekel yang menjadi perlintasan jalan tol di Kabupaten Tabanan.
Sosialisasi dan penyerahan surat undangan yang akan digelar 14 Juni mendatang disaksikan oleh Sekda Kabupaten Tabanan, I Gede Susila, dan pihak Konsorsium PT Sumber Rhodium Perkasa sebagai pemenang lelang pengerjaan jalan tol Gilimanuk-Mengwi, di kantor Pemkab Tabanan, Kamis (10/6) kemarin.
Kepala Bidang Bina Marga Provinsi Bali I Wayan Putu Suarjana dalam kesempatan tersebut mengungkapkan, jalan tol Gilimanuk-Mengwi ini merupakan sambungan atau kelanjutan proyek sebelumnya yang sudah dibangun melintasi Manggarai – Jember – Banyuwangi. Di Bali ruas jalan tol ini tidak hanya berhenti di perlintasan Gilimanuk-Mengwi, namun rancangan proyek tol ini akan berlanjut ke Batuan-Purnama dan tembus sampai Padangbai. “Jalan tol di Bali ini akan membentang dari barat hingga timur. Nantinya ada lima atau enam target jalan tol yang akan dibuat di Bali,” tuturnya.
Sedangkan dari sisi utara hingga selatan Bali sudah dilaksanakan dalam bentuk pembangunan jalan shortcut. Saat ini shortcut sudah selesai di titik 3,4,5,6, sedangkan untuk titik 7 dan 8 sedang proses lelang dan sudah evaluasi dari kementerian yang sekaligus mendanai proyek tersebut. Rencananya, proyek shortcut yang desainnya dibuat oleh Provinsi Bali ini akan terdiri hingga titik 9,10,11,12 yang titik terakhir berada di daerah Gitgit dan akan direalisasikan pada 2022 nanti.
Terkait pembangunan jalan tol ini, pembebasan lahan menjadi hal penting, sehingga pihaknya berharap camat dan perbekel bisa menyampaikan kepada masyarakat bermanfaatnya lahan mereka setelah adanya jalan tol. Apalagi dari Pemerintah Kabupaten Tabanan sudah mengusulkan pembuatan sejumlah simpang susut sebagai pintu keluar tol.
“Jangan khawatir, masyarakat di Tabanan ini disediakan pintu keluar tol dan akan disediakan juga spot jalur sepeda motor dan sepeda gayung, sehingga itu akan mendongkrak pendapatan daerah Tabanan maupun masyarakat,” ujarnya.
Sebab itu harapannya, masyarakat yang lahannya terkena jalur tol agar jangan terburu-buru menjual lahan. Lahan pada sisi kanan maupun sisi kiri yang nantinya terkena dampak tol ini bisa dimanfaatkan oleh masyarakat itu sendiri. Tegasnya, jangan sampai lahan masyarakat ini dimanfaatkan oleh para calo, karena itu akan menghambat program pemerintah dan merugikan pemilik lahan itu sendiri.
“Pengalaman sebelumnya pada pembebasan shortcut, ada sejumlah lahan yang sudah dijual namun karena terjadi perselisihan antara penjual dan pembeli, sehingga dananya terpaksa kami titip di pengadilan hingga saat ini,” tandasnya.
Sementara itu, I Gede Susila meminta kepada pihak camat dan perbekel yang daerahnya menjadi perlintasan jalan tol agar prosesnya nanti tidak mengalami hambatan. Sebab itu, sosialisasi yang akan dimulai pada 14 Juni dengan mengundang para pemilik lahan ini penting. Agar mereka (pemilik lahan) ini bisa mendengarkan langsung sosialisasi proyek jalan tol.
“Jangan sampai rencana pembangunan tol ini dimanfaatkan oleh calo-calo tanah. Masyarakat jangan buru-buru jual lahan, sebelum mengetahui titik pastinya karena itu justru berpotensi malah akan merugikan masyarakat,” tegasnya.
Tambahnya, terkait untuk ganti rugi lahan, pemerintah tentunya akan mempertimbangkan sesuai dengan standar sehingga tidak merugikan masyarakat.*man