Mangupura (bisnisbali.com) – Pelaku pariwisata menyambut positif dengan rencana Work From Bali (WFB), dan minta tak hanya fokus di Nusa Dua. Selain itu sasaran WFB yang mengarah ke ASN adalah mereka yang mau berbelanja di Bali sehingga kegiatan ekonomi di daerah ini ikut tumbuh. Termasuk sasaran WFB adalah wisatawan mancanegara mengingat pelaksanaan protokol kesehatan lewat CHSE sudah berjalan dengan sangat baik di Bali.
Wakil Ketua Kadin Bali Bidang Akomodasi dan Pengembangan Pariwisata, Dr. (C) I Made Ramia Adnyana, S.E., M.M., CHA. di Kuta, Kamis (27/5) menyampaikan WFB mesti menyasar daerah Jimbaran, Tuban, Kuta, Legian, Seminyak, Canggu, Lovina dan Candidasa. Kenapa demikian karena progres vaksin di Bali sudah mencapai 2 juta dosis yaitu 47,6 persen dari jumlah penduduk Bali.
“Terutama daerah-daerah jalur pariwisata sudah diprioritaskan oleh Gubernur Bali Wayan Koster melalui lobi-lobinya yang luar biasar di pusat,” katanya.
Itu tentu mesti diapresiasi dan sama-sama dukung agar mencapai 70 persen. Sementara tingkat kesembuhan, kata Wakil Ketua PHRI dan BPPD Badung ini, Covid-19 semakin baik mencapai 95 persen dan tingkat kepatuhan masyarakat Bali dalam protokol kesehatan (prokes) terutama dalam memakai masker 96 persen. “Ini tentu menunjukkan bahwa Bali sudah sangat siap untuk di buka bordernya,” ujarnya.
Selain itu banyak sekali permintaan partners bisnis dari luar negeri yang sudah mau datang ke Bali. Tanpa border di buka ekonomi Bali belum akan bergeliat. “Namun demikian sementara menunggu dibuka kita mulai dengan WFB agar nafas kita bisa menjadi lebih panjang,” terangnya.
Lebih lanjut Ketua DPD Masata Bali ini pun menjelaskan kalau dilihat dari programnya WFB memang lebih banyak melibatkan ASN dan staf BUMN. Namun di situasi sekarang ini yang masih punya duit hanya pemerintah. “Jadi diharapkan selama mereka di Bali juga membelanjakan uangnya bukan malah harus mendapatkan uang karena dinas dan SPJ saja targetnya,” tegasnya.
Harapannya dengan bergeliatnya WFB secara otomatis mendorong domestik market juga bergerak ke Bali. Ia pun menyebutkan termasuk sasar wisatawan atau pebisnis asing. Itu sesuai strategi yang dijalankann mengacu kepada TTI (Tourism Trade Investment ) dengan adanya kunjungan sebagai tourist kemudian terjadi ketertarikan untuk melakukan transaksi jual-beli dan akhirnya mendorong untuk melakukan investasi di Bali. ”Tentunya prokes CHSE tetap dilakukan,” jelasnya.
Prokes dengan peningkatan kepatuhan 5M seperti memakai masker, mencuci tangan pakai sabun dan air mengalir, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, serta membatasi mobilisasi dan interaksi. Kemudian, peningkatan cakupan 3T (Testing, Tracing dan Treatment) dan percepatan peningkatan cakupan vaksinasi Covid-19.
Ia meyakini pemulihan ekonomi Bali bisa dilakukan dengan percepatan penanganan Covid-19 dan diversifikasi ekonomi Bali melalui berbagai sektor potensial. *dik