Tabanan (bisnisbali.com) –Pemerintah Kabupaten Tabanan melalui Dinas Pertanian Tabanan tengah menggenjot pemanfaatan bantuan dana pusat (APBN) terkait proyek perbaikan irigasi sekaligus untuk menopang ketahanan pangan. Tahun ini Tabanan mengalokasikan 12 titik proyek perbaikan irigasi dengan besaran mencapai Rp 75 juta per masing-masing titik.
Kepala Bidang Sarana dan Prasarana Dinas Pertanian Tabanan, I Gusti Putu Wiadnyana, Minggu (9/5) mengungkapkan, 12 titik perbaikan saluran irigasi ini menyebar di seluruh kecamatan. Bantuan dana dari pemerintah pusat tersebut sudah turun pada Maret 2021 lalu, namun dalam pengerjaan proyek di masing-masing titik irigasi ini menyesuaikan dengan kondisi yang ada, mengingat periode pertanaman di masing-masing titik tidak sama.
“Tapi poinnya semua proyek perbaikan irigasi tersebut akhir Juni 2021 nanti sudah rampung 100 persen. Sebab akhir Juni ini sebagai persiapan untuk musim tanam berikutnya,” tuturnya.
Saat ini bantuan dari dana APBN tersebut sedang berproses atau dalam tahap pengerjaan, namun di beberapa titik juga sudah ada yang rampung seratus persen. Yakni, di daerah Desa Lumbung dan Penebel, sedangkan sisanya pengerjaan proyek perbaikan irigasi ini rata-rata sudah di atas 50 persen.
“Di Lumbung pengerjaan sudah rampung, sedangkan di Penebel untuk pengerjaan fisiknya sudah rampung tinggal melengkapi plang nama. Sedangkan proyek pengerjaan di antaranya di Kecamatan Kediri dan Marga sudah 80 persen,” bebernya.
Masing-masing titik proyek perbaikan irigasi ini dialokasikan sama dengan dana mencapai Rp 75 juta. Bercermin dari itu katanya, besaran bantuan tersebut oleh kelompok tani atau subak menyesuaikan dengan kondisi kerusakan atau titik irigasi yang akan diperbaiki.
Contohnya, bila lebar saluran irigasi yang rusak mencapai 30 cm, maka dengan bantuan tersebut akan menjangkau pengerjaan perbaikan irigasi hingga panjang 600 meter. Tapi, bila lebar saluran lebih lebar atau 30 ke atas, maka mungkin panjang perbaikan akan menjadi lebih sedikit atau hanya akan menjangkau 400 meter.
“Pengerjaan perbaikan irigasi tersebut, petani ini memang harus mengedepankan skala prioritas pada titik atau irigasi yang akan diperbaiki. Yakni, hanya memfokuskan pada saluran irigasi yang berpotensi mengalami kebocoran,” tegasnya.
Setelah rampungnya pengerjaan proyek perbaikan irigasi ini, maka sejumlah subak yang sebelumnya mengalami permasalahan pola tanam atau tidak bisa melakukan penanaman karena terganggunya irigasi dengan banyak air yang terbuang. Harapannya, pada musim tanam selanjutnya seiring dengan optimalnya pemanfaatan air irigasi yang ada akan membuat luasan tanam di Kabupaten Tabanan makin optimal.
“Tidak lagi ada luasan sawah di Tabanan yang tidak bisa mengolah lahan atau menanam akibat kerusakan irigasi. Ini sekaligus jadi upaya dalam menopang ketahanan pangan nantinya,” tandasnya.
Selain makin optimalnya pemanfaatan lahan pertanian, rampungnya proyek perbaikan irigasi ini akan meningkatkan Indek Pertanaman (IP) yang ada. Paparnya, bila sebelumnya IP hanya bisa 1,5, maka kini IP nya naik menjadi 200 bahkan karena irigasi yang makin bagus lahan tersebut bisa dimanfaatkan untuk palawija sehingga IP bisa menjadi 300.
”IP ini adalah potensi pertanaman selama per tahun. Contoh, bila IP 200, maka mereka atau petani bisa menanam dua kali selama setahun, sedangkan bila IP 300 maka potensi penanaman menjadi 3 kali selama setahun,” tandasnya.*man