Pilih Kesehatan atau Ekonomi

Pemerintah memberlakukan larangan mudik Lebaran 2021. Larangan mudik ini diprediksi berimbas turunnya jumlah wisatawan domestik berkunjung ke Bali.

227
Prof. Dr. Ida Bagus Raka Suardana, S.E.,M.M.

Denpasar (bisnisbali.com) –Pemerintah memberlakukan larangan mudik Lebaran 2021. Larangan mudik ini diprediksi berimbas turunnya jumlah wisatawan domestik berkunjung ke Bali. Akibatnya kondisi ekonomi di Pulau Dewata akan ikut terpengaruh.

Pemerhati ekonomi dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Undiknas University, Prof. Dr. IB Raka Suardana di Denpasar, Jumat (7/5)  mengatakan, pemerintah melarang mudik sebagai pertimbangan kesehatan yaitu menekan berkembangnya pandemi Covid-19 dengan melihat tsunami pandemi yang terjadi di India maupun Malaysia.

“Larang mudik tentu ada dampak yaitu ekonomi akan turun. Bali sebagai daerah kunjungan wisatawan pasti ikut berdampak akibat turun drastisnya jumlah wisatawan domestik,” katanya.

Pertanyaan kini kata Prof. Raka, apakah kita mau kesehatan atau ekonomi?. Jika ekonomi, bagaimana bila ekonomi bergerak tetapi kesehatan masyarakat menurun dan banyak orang terpapar. Tentu biaya perawatan akan membebani pemerintah juga. Karena itu pertimbangan saat ini adalah keselamatan manusia. Pelaksanaan kesehatan dan penerapan protokol kesehatan yang ketat dan disiplin.  Bila kesehatan terwujud maka kepercayaan terhadap masyarakat, wisatawan akan muncul sehingga akhirnya ekonomi bisa mulai bangkit kembali.

Lalu apa yang bisa dilakukan di tengah kondisi saat ini?. Ia yang juga sebagai Dekan FEB Undiknas University ini menyampaikan dengan cara menjalankan beberapa kebijakan seperti fiskal dan kebijakan moneter. Kebijakan fiskal itu adalah proyek-proyek pemerintah, belanja  negara harus sudah digerakkan sekarang ini. Dapat digerakkan sekarang agar kembali dapat menggeliatkan ekonomi di daerah ini.

“Kebijakan fiskal itu berupa belanja negara yang ada di APBN dan APBD. Proyek-proyek yang seharusnya sudah jalan, harusnya sudah jalan-jalankan sekarang,” ucapnya.

Jika zaman dulu biasanya dijalankan di atas bulan Juli. maka sekarang itu sudah harus digerakkan sehingga menggeliatkan ekonomi. Begitupula pula bantuan-bantuan pemerintah seperti BLT, menurutnya itu sekarang harus digelontorkan. “Tentunya dengan pengawasan ketat. Bantuan-bantuan  itu bisa menggeliat ekonomi,” imbuhnya.

Sementara itu kebijakan moneter, terangnya Bank Indonesia (BI) sudah menurunkan tingkat suku bunga acuan atau BI 7 day repo rate. Penurunan suku bunga kredit perbankan itu seharusnya mampu menggerakkan ekonomi.

“Untuk menggerakkan ekonomi, bagi masyarakat Bali yang memiliki uang jangan hanya ditabung saja namun  kita harapkan belanja langsung kepada warga Bali atau UMKM Bali sendiri,” sarannya.

Begitupula bagi orang yang berpendapatan tetap seperti pegawai negeri yang mendapatkan gaji tetap sementara jangan menabung, namun belanjakan untuk menggerakkan ekonomi. Termasuk mendorong dari sisi ekspor mengingat devisa dari turis tidak ada lagi sehingga devisa dari kegiatan ekspor.*dik