BUPATI Karangasem I Gede Dana mengatakan, pihaknya akan membentuk tim pembina untuk mendampingi petani arak di Karangasem, sehingga mampu menyejahterakan dirinya. Selain dalam rangka melestarikan warisan kerajinan minuman destilasi secara tradisional khas Bali di Karangasem, juga perlunya para perajin arak membentuk koperasi kerajinan, sehingga lebih mudah membuat izin.
Hal itu disampaikan Bupati Gede Dana saat ditemui di sela-sela grandfinal Mixologi Arak Bali di Taman Soekasada Oejoeng, Karangasem, Sabtu (1/5) lalu. Dikatakannya, selama ini tim pembina sudah juga diturunkan agar pada perajin arak di Karangasem bisa membentuk koperasi kerajinan atau koperasi produksi. Pihaknya akan lebih intensif melakukan pembinaan dengan menerjunkan tim Dinas Perdagangan Karangasem, agar kualitas kerajinan sesuai Pergub Bali tentang minuman destilasi tradisional Bali. Selain bernilai ekonomi, minuman destilasi tradisional Bali juga dijaga kualitasnya agar lestari dan bisa mengangkat kesejahteraan hidup perajinnya karena mendatangkan keuntungan ekonomi. ‘’Sebaiknya sebagai warisan leluhur, minuman destilasi itu dijaga kualitasnya dengan menggunakan bahan lokal, yakni sadapan nira kelapa, lontar atau enau serta buah-buahan lokal,’’ paparnya.
Terkait grandfinal Mixologi Arak Bali digelar di Karangasem, pihaknya mengucapkan terima kasih kepada panitia dari DPD PDI- Bali. Sebab, lomba dipusatkan di Karangasem akan mempromosikan hasil kerajinan minuman destilasi baik arak Karangasem maupun anggur salak Karangasem serta merupakan salah satu promosi objek wisata di Karangasem, khususnya Taman Soekasda Oejoeng. ‘’Saya harapkan kabupaten/kota lain di Bali tetap membantu masyarakat Karangasem. Minuman tradisional dari destilasi seperti arak Bali umumnya ada di Karangasem yang dibuat dari nira kelapa, lontar atau enau. Belakangan juga ada wine salak yang dibuat dari buah salak Karangasem,’’ papar Bupati Gede Dana.
Sementara itu, Ketua DPD PDI-P Bali yang juga Gubernur Bali I Wayan Koster mengatakan, setelah digelar lomba Barista Kopi Bali, kini dilaksanakan grandfinal Mixologi Arak Bali. Tujuannya salah satunya memberdayakan sumber daya lokal Bali. Rutinnya digelar lomba atau pelatihan Mixologi Arak Bali diharapkan kualitas produksi dan penyajian minuman meningkat dan bisa bersaing dengan minuman impor lainnya yang selama ini memenuhi usaha pariwisata seperti jim beem dan vodka redlabel.
‘’Kita harus memanfaatkan sumber daya lokal untuk mengisi pasar kita. Kita sudah memiliki salak Bali, sapi Bali, jeruk Bali, busana adat Bali, endek Bali, manggis, kerajinan tenun geringsing khas Tenganan, dan arak Bali yang terbanyak perajinnya di Karangasem. Semua itu harus kita berdayakan, para perajinnya atau petani produsennya. Kita tak perlu studi banding ke luar daerah. Kita sudah banyak memiliki hasil kerajinan dan hasil pertanian khas Bali. Kita tinggal meneruskan dan meningkatkan kualitas serta memperluas produksi dan pasarannya,’’ papar Gubernur Bali.
Dikembangkannya minuman tradisional destilasi khas Bali dengan diterbitkannya Pergub Bali, kata Gubernur Koster, tentu ada godaannya. Ada yang ingin mendapatkan keuntungan sebesar-sebesarnya dalam waktu singkat, dengan cara merusak proses atau pasar. Oleh karena itu, pihaknya minta Bupati Karangasem melakukan pembinaan atau pengawasan. ‘’Pak Bupati Karangasem, tolong lakukan pembinaan-pembinaan, jangan sampai ada yang merusak. Perlunya pelestarian kerajinan khusus arak Karangasem, bukan sekadar mencari uang, berdagang,’’ tegasnya.
Sementara itu, Ketua Panitia Mixologi Arak Bali I Made Ramia Adnyana mengungkapkan, potensi pasar untuk minuman di pasar hotel dan restoran di Bali dari data tahun 2019 kebutuhan mencapai 12 juta liter. Dari serapan sebanyak itu, selama ini 92 persen berasal dari minuman impor.
Grandfinal Mixologi Arak Bali diikuti 27 peserta dari sembilan kabupaten/kota di Bali. Juara I diraih Agus Hermanto dari Kabupaten Gianyar, juara II Ketut Rudi Pangestu (Buleleng) dan juara III Bacuweda Khrisna (Denpasar). Juara favorit dan juara harapan masing-masing Adi Mahendra (Gianyar) dan Erik Handika (Jembrana). *adv