Denpasar (bisnisbali.com) – Perkembangan ekonomi global dan nasional yang positif secara tidak langsung akan mempengaruhi perbaikan ekonomi Bali. Perbaikan ekonomi global salah satunya dari volume perdagangan dan harga komoditas dunia terus meningkat, sehingga mendukung perbaikan kinerja ekspor negara berkembang yang lebih tinggi, termasuk Indonesia.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Bali Trisno Nugroho, di Denpasar, menyampaikan dengan memperhatikan perkembangan dan outlook perekonomian Bali menunjukkan, perkembangan ekonomi global terutama didorong oleh perbaikan ekonomi Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok yang lebih cepat dibandingkan negara lainnya. Di AS, perbaikan ekonomi semakin kuat sejalan dengan proses vaksinasi yang berjalan lancar dan tambahan stimulus fiskal yang lebih besar.
Di Tiongkok, pemulihan ekonomi yang lebih tinggi ditopang oleh perbaikan permintaan domestik dan global. Alhasil pertumbuhan ekonomi global pada 2021 diprakirakan mencapai 5,7 persen, lebih tinggi dari perkiraan sebelumnya sebesar 5,1 persen. Pemulihan ekonomi global yang lebih tinggi terkonfirmasi oleh perkembangan sejumlah indikator dini pada Maret 2021, seperti Purchasing Managers Index (PMI), keyakinan konsumen dan penjualan ritel di beberapa negara yang terus meningkat.
Sementara, di Indonesia diprediksi kinerja ekspor diperkirakan terus membaik didorong oleh komoditas CPO, bijih logam, pulp and waste paper, serta kendaraan bermotor dan besi baja. Peningkatan ekspor ditopang oleh kenaikan permintaan dari negara mitra dagang utama, khususnya Tiongkok. Diakui secara spasial, kinerja ekspor yang membaik terjadi di wilayah Jawa dan Sulampua. Dengan perkembangan tersebut, BI memprakirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia secara keseluruhan tahun 2021 akan berada pada kisaran 4,1 persen hingga 5,1 persen.
“Ke depan, perbaikan ekonomi domestik diperkirakan akan semakin membaik didukung oleh perbaikan kinerja ekspor, berlanjutnya stimulus fiskal, dan perbaikan investasi sebagaimana tercermin pada PMI manufaktur yang terus meningkat,” ujarnya.
Implementasi vaksinasi dan disiplin dalam penerapan protokol Covid-19 tetap diperlukan untuk mendukung percepatan perbaikan permintaan domestik. Untuk pertumbuhan Bali, Trisno menerangkan, triwulan IV 2020 tumbuh -12,21 persen atau sedikit membaik dibanding triwulan sebelumnya yang sebesar -12,32 persen. Secara keseluruhan tahun, selama 10 tahun terakhir, baru di 2020 ekonomi Bali tumbuh negatif. Secara kuartalan, ekonomi Bali sudah tumbuh positif 0,94 persen (qtq). “Pada triwulan IV 2020, mayoritas lapangan usaha telah menunjukkan pertumbuhan positif secara qtq,” paparnya.
Perbaikan ekonomi tercermin pada pertumbuhan positif secara qtq, meski masih terbatas. Ia pun menilai, setelah mengalami kontraksi pada triwulan lalu, kinerja ekspor mengindikasikan perbaikan sebagaimana tercermin pada melandainya kontraksi pertumbuhan keberangkatan kargo internasional. Sementara impor masih menunjukkan kontraksi sebagaimana triwulan sebelumnya.
Begitu pula investasi triwulan I 2021 diprakirakan meningkat seiring dengan berjalannya proyek swasta dan pemerintah yang sempat tertunda pada 2020. “Untuk keseluruhan tahun 2021, investasi diperkirakan meningkat seiring dengan proyek baru yang dimulai tahun 2021,” jelasnya.
Investasi di Bali pada tahun 2021 diprakirakan lebih tinggi dibandingkan dengan tahun 2020. Hal ini sejalan dengan beberapa proyek baru yang akan dimulai pada tahun 2021, di antaranya pembangunan Pelabuhan Segitiga Sanur dan LRT Airport-Kuta. *dik