Bulan Puasa, Permintaan Buah Lesu

Pandemi Covid-19 memberi pengaruh signifikan terhadap daya beli masyarakat yang kian lesu hingga saat ini.

226
BUAH - Penjualan buah di Pasar Badung.

Denpasar (bisnisbali.com) – Pandemi Covid-19 memberi pengaruh signifikan terhadap daya beli masyarakat yang kian lesu hingga saat ini. Permintaan terhadap kebutuhan pokok pun berkurang, termasuk dalam momen Bulan Puasa.

Seperti halnya buah-buahan, terutama kurma yang biasanya laris pada Bulan Puasa, hal itu tidak bisa diharapkan oleh pedagang. Salah seorang pedagang buah di Pasar Badung, Sang Ayu Anggawati, Rabu (28/4), mengatakan, permintaan jauh menurun dibanding Bulan Puasa tahun lalu. Padahal tahun lalu kondisi sudah dalam pandemi Covid-19.

“Kalau tahun lalu permintaan masih ada, khususnya untuk kurma dan jenis buah lainnya untuk berbuka puasa, seperti anggur merah. Sekarang nampaknya keuangan masyarakat sudah makin tipis, jadi jumlah belanja sangat ditekan,” ungkapnya.

Bahkan, harga kurma pun tahun ini mengalami penurunan. Kurma curah saat ini dijual Rp 35.000 per kg. Tahun sebelumnya, harganya Rp 40.000 per kg. “Sudah turun pun pembeli masih sepi,” terangnya.

Sementara itu, untuk jenis kurma lainnya yang biasanya dalam bentuk kemasan dengan kulitas unggul, Sang Ayu mengaku tidak menyediakannya untuk tahun ini. Harga yang cukup mahal serta minimnya pembeli, membuatnya ragu untuk menyediakan salah satu jenis makanan untuk berbuka puasa ini.

Disinggung soal pangsa pasar saat ini, Sang Ayu mengaku untuk pelanggan hotel dan restoran sudah mulai ada, meski tidak begitu banyak. Namun untuk pelanggan rumah tangga tergolong sangat sepi. “Ya karena itu, pengaruh daya beli masyarakat yang masih lemah,” ujarnya.

Hal senada diungkapkan pedagang buah lainnya, Jro Wiwik. Dia mengakui, permintaan buah dan kurma saat ini lebih sepi dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Hal ini dikarenakan daya beli masyarakat yang masih lesu. *wid