Denpasar (bisnisbali.com) –Di masa pandemi Covid-19, sistem resi gudang (SRG) dapat melindungi para pelaku usaha dengan memberikan mekanisme manajemen stok dan akses pembiayaan. Untuk itu, perlu dukungan dari berbagai pemangku kepentingan untuk mengoptimalkan SRG. Diyakini implementasi SRG yang semakin luas dapat membantu memulihkan ekonomi nasional.
Kepala Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) Sidharta Utama menyebutkan, beberapa kunci sukses dalam pengembangan SRG yaitu dukungan pemerintah pusat dan daerah, pelaku/lembaga SRG yang mandiri dan profesional. “Termasuk, kesiapan dan kelayakan infrastruktur,” katanya melalui informasi tertulisnya.
Selain itu, perlu ada kepastian jaringan pemasaran untuk komoditas dalam SRG, serta kelembagaan petani atau nelayan yang telah terbentuk kuat di sentra produksi atau lokasi gudang. “Dalam hal dukungan pemerintah, regulasi pemerintah mampu menjamin dan memberikan kepastian hukum, memberikan perlindungan bagi para pemangku kepentingan, serta mendorong tumbuhnya peluang dan iklim usaha yang sehat, khususnya bagi pelaku usaha di sektor logistik dan transportasi,” ungkap Sidharta.
Seperti diketahui, SRG berpotensi menjadi bagian dari sistem logistik dan distribusi nasional. Ke depan, diharapkan dapat dioptimalkan untuk mendukung pengendalian ketersediaan stok dan stabilitas harga komoditas pangan. SRG juga bermanfaat sebagai alternatif untuk memperoleh pembiayaan komoditas yang kompetitif.
Selain itu, SRG berfungsi sebagai instrumen tunda jual yang dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan pelaku UKM, khususnya petani dan nelayan. Manfaat lain SRG yaitu dapat menjembatani produsen komoditas dengan pasar, menyediakan informasi mengenai ketersediaan, sebaran, mutu dan nilai komoditas, memberikan kepercayaan dan keamanan dalam transaksi perdagangan dan memberikan kemudahan dalam memperoleh pembiayaan komoditas yang kompetitif. *dik