Denpasar (bisnisbali.com) – Penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) di Bali sebagai fasilitas pembiayaan dari pemerintah pusat untuk mendorong pemulihan ekonomi pada triwulan I tahun ini lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun 2020. Hingga triwulan I 2021, penyaluran KUR telah mencapai Rp 1,6 triliun pada 32.673 debitur.
“Penyaluran ini lebih rendah bila dibandingkan dengan penyaluran KUR pada periode yang sama tahun 2020 yang mencapai Rp 1,9 triliun pada 37.808 debitur,” kata Kepala Kanwil Ditjen Perbendaharaan (DJPb) Provinsi Bali Tri Budhianto di Denpasar, Selasa (20/4).
Menurutnya, penurunan realisasi KUR di Bali ini cukup wajar mengingat pada triwulan I tahun 2020 belum begitu terdampak pandemi Covid-19, sehingga penyaluran KUR masih cukup baik. Berdasarkan skemanya, realisasi penyaluran KUR di Bali didominasi oleh KUR mikro atau pinjaman sampai dengan Rp 50 juta yang mencapai Rp 918,8 miliar. Disusul KUR kecil pinjaman sampai dengan Rp 500 juta dan super mikro sampai dengan Rp 10 juta yang masing-masing mencapai Rp 616,6 miliar dan Rp 31 miliar.
Sedangkan, penyaluran per pemda masih didominasi oleh Kota Denpasar dengan penyaluran KUR sebesar Rp 267,8 miliar. Disusul Kabupaten Buleleng dengan capaian Rp 229,7 miliar, Tabanan Rp203,9 miliar, Badung Rp 197,9 miliar, Gianyar Rp 188,7 miliar, Karangasem 134,6 miliar, Bangli Rp 129,4 miliar, Jembrana Rp 129 miliar dan Klungkung sebesar Rp 85,7 miliar.
Tri menyampaikan, dari sisi sektor usaha, penyaluran KUR tetap didominasi sektor perdagangan besar dan eceran dengan besaran 40 persen. Disusul sektor pertanian, perburuan dan kehutanan sebesar 22 persen dan sektor industri pengolahan sebesar 16 persen. *dik