Tabanan (bisnisbali.com) – Harga cabai rawit atau cabai merah kecil di sejumlah pasar tradisional di Kabupaten Tabanan mulai mendekati posisi normal. Kondisi tersebut sejalan dengan harga jual komoditi bercita rasa pedas ini yang mengalami tren penurunan signifikan terutama untuk kualitas dua.
Hasil monitoring harga bahan pangan di sejumlah pasar oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Tabanan, Selasa (20/4) mencatat, harga cabai rawit menjadi salah satu komoditi yang mengalami penurunan, bahkan besaran penurunannya paling menonjol di antara komoditi lainnya. Cabai rawit diperdagangkan di level Rp 45.000 per kg atau mengalami penurunan Rp 20.000 per kg dari posisi sebelumnya. Penurunan harga juga terjadi pada kacang panjang yang diperdagangkan menjadi Rp 5.000 per kg, atau turun Rp 3.000 per kg dari harga sebelumnya.
Kepala Seksi Pengendalian dan Penyaluran Ekspor Impor Disperindag Tabanan Nurhayati, S.E. M.Si. mengungkapkan, penurunan harga cabai rawit ini terjadi secara bertahap selama pekan ini. Harga cabai rawit pun sudah mulai mendekati posisi normal yang berkisar Rp 30.000 per kg hingga Rp 40.000 per kg.
“Setelah hari raya Galungan, harga cabai rawit ini langsung mengalami penurunan. Kondisi harga sekarang ini hampir mendekati posisi normal atau sebelum terjadi lonjakan,” tuturnya.
Prediksinya, penurunan harga cabai rawit terus berlanjut. Sebab, pasokan barang yang merupakan hasil pertanian lokal maupun dari Jawa di pasar tradisional cukup melimpah, sedangkan permintaan pasar atau konsumen mengalami penurunan, terlebih lagi dengan adanya momen puasa yang membuat serapan makin turun.
Selain mencatat terjadi penurunan untuk sejumlah harga bahan pangan, Disperindag Tabanan juga mencatat ada sejumlah komoditi mengalami lonjakan harga. Di antaranya terjadi pada telur ayam ras yang naik Rp 1.000 per kerat atau menjadi Rp 41.000 per kerat saat ini. Cabai merah besar naik Rp 3.000 per kg atau menjadi Rp 38.000 per kg dan daging ayam ras naik Rp 3.000 per kg atau menjadi Rp 45.000 per kg.
Menurutnya, lonjakan harga yang terjadi ini disumbang oleh permintaan pasar terkait momen bulan puasa, yang mengalami peningkatan dibandingkan sebelumnya. Meski permintaan dan harganya naik, kondisi tersebut tidak sampai membuat terjadinya kelangkaan barang di pasaran. “Telur dan daging ayam ini masih tersedia dengan jumlah mencukupi di pasaran saat ini,” tandasnya. *man