Tabanan (bisnisbali.com) – Kabupaten Tabanan sebagai sentra produksi pertanian dalam arti luas memiliki potensi cukup besar sebagai penopang pertumbuhan ekonomi sekaligus PAD Kabupaten Tabanan. Namun sayangnya, selama ini sejumlah komoditi yang dihasilkan belum mampu dikelola secara optimal, sehingga kualitas atau mutu yang dihasilkan belum signifikan memberi dampak ekonomi.
“Tabanan memiliki banyak komoditi pertanian yang memiliki potensi menjanjikan, bahkan sudah menjadi komoditi yang menembus pasar ekspor. Yakni, untuk jenis buah dan komoditi hasil perkebunan,” kata Ketua Kadin Tabanan Loka Antara, SPT., M.Si., Minggu (18/4).
Dijelaskannya, buah Tabanan yang memiliki potensi yakni manggis, salak, dan buah naga. Ketiganya sudah mampu menembus pasar ekspor. Hasil perkebunan yang sudah berjalan adalah pada komoditi kakao, vanili, kopi dan terbaru yang mulai banyak diusahakan adalah komoditi porang. Khusus porang, kini sedang dilakukan penjajakan kerja sama dengan salah satu pabrikan yang ada Jawa Timur. “Kami tidak ingin pengembangan porang yang tengah dilirik petani Tabanan ini tidak bisa terserap oleh pasar, sehingga tengah dijajaki untuk pemasarannya,” tuturnya.
Jelas Loka Antara, sebenarnya ada banyak komoditi yang bisa diandalkan Tabanan sebagai sumber penopang ekonomi, bahkan potensi tersebut tidak hanya di saat pandemi Covid-19 ini saja, tapi potensinya sudah ada sejak lama. Sayangnya, potensi tersebut belum termanfaatkan dengan optimal atau terabaikan karena terlena oleh pendapatan di sektor pariwisata yang justru kini paling terkena dampak dari pandemi Covid-19 ini.
Belum tergarap optimalnya sektor pertanian di Tabanan ini akhirnya juga membuat sejumlah komoditi yang dihasilkan, meski memiliki potensi untuk terserap pasar ekspor, namun dari sisi volume jumlahnya masih kecil. Itu karena banyak produksi yang dihasilkan petani Tabanan kurang memenuhi standar mutu diminta oleh pasar ekspor..
“Contoh pada manggis, di Tabanan produksi manggis cukup banyak pada musim panen. Tapi dari jumlah tersebut yang memiliki standar ekspor sangat kecil, sehingga peluang harga yang menjanjikan di pasar ekspor ini tidak bisa termanfaatkan dengan baik,” tandasnya.
Menyikapi hal tersebut, rencananya Kadin bersama-sama dengan dinas terkait di Tabanan untuk melakukan pendampingan ke petani atau kelompok tani. Tujuannya agar petani bisa memahami atau teredukasi tentang bagaimana untuk bisa menghasilkan produksi pertanian yang bisa memenuhi standar ekspor. Mulai dari cara proses pemupukan, budi daya, hingga perlakukan pascapanen. Selain itu, meminta kepada dinas terkait untuk memperbanyak SDM yang dididik di bidang quality control atau tenaga sortir dalam kaitannya dalam upaya menembus pasar ekspor.
“Nantinya petani di Tabanan ini tidak hanya sekadar menanam saja, tapi bisa juga untuk menghasilkan produk yang berkualitas ekspor. Sejalan dengan itu tentu, produk pertanian ini akan mampu menopang ekonomi sekaligus PAD Kabupaten Tabanan nantinya,” tandasnya. *man