KONSUMSI listrik di Bali masih belum tumbuh, yang beban puncak tertinggi pada tahun ini hanya mencapai 700,6 MW per Maret 2021. Hal ini dikarenakan belum pulihnya pariwisata dan perekonomian Bali.
General Manager PLN Unit Induk Distribusi (UID) Bali, I Wayan Udayana mengatakan, semenjak pandemi Covid-19 terjadi, pariwisata Bali terdampak signifikan. Hal ini juga memberi dampak bagi konsumsi listrik di Bali yang mengalami penurunan.
Dikatakannya, beban puncak tertinggi yang terjadi tahun ini hanya 700,6 mega watt (MW) pada Maret lalu. Sementara beban puncak tertinggi yang pernah terjadi di Bali mencapai 980 MW pada Januari 2020, sebelum Covid-19 melanda. “Jadi kondisi saat ini masih belum bisa seperti 2019 lalu,” terangnya.
Saat ini, dikatakannya, pemerintah telah berupaya melakukan berbagai upaya untuk memulihkan pariwisata Bali yang nantinya memberi pengaruh terhadap pemulihan perekonomian Bali, termasuk konsumsi listrik di Bali. Dalam upaya memulihkan perekonomian Bali serta meningkatkan kembali konsumsi listrik di Bali, perlu adanya kerja sama dengan semua pihak.
Peran komunikasi yang baik untuk meningkatkan pelayanan terkait kelistrikan dikatakannya sangat penting. “Artinya, peran komunkasi yang baik karena dampak pariwisata yang semakin tinggi tentunya juga layanan PLN dituntut lebih baik,” terangnya.
Termasuk, lanjut dia, dalam menangkal isu-isu negatif yang meresahkan masyarakat. Dengan itu kerja sama dari semua pihak dikatakannya sangat penting. “Dari PLN sendiri, kami sudah berusaha meningkatkan pelayanan lewat aplikasi, surat dan sosialisasi, namun kami juga mengharapkan kerjasama dengan media untuk meningkatkan pelayanan kami,” imbuhnya. *wid