Denpasar (bisnisbali.com) –Kalangan pelaku usaha di Bali menyambut positif upaya pemerintah memutus mata rantai penularan Covid-19 dengan melarang mudik pada Lebaran tahun ini. Dengan adanya larangan mudik diharapkan kasus positif di Bali dapat ditekan sehingga mendukung rencana pemerintah untuk membuka pariwisata untuk wisatawan mancanegara (wisman) pada Juni atau Juli mendatang.
“Kebijakan pemerintah ini kami nilai sudah tepat. Larangan mudik bisa dijadikan potensi bagi pemerintah untuk menggodok kesiapan atau uji coba rencana dibukanya airport internasional pada Juni-Juli dengan berkurangnya kasus Covid-19 di Bali,” kata Ketua Umum Badan Pengurus Daerah (BPD) Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Bali, Pande Agus Permana Widura, di Renon, Minggu (4/4) kemarin.
Kendati demikian, Agus Widura berharap ada ketegasan terkait regulasi jelas antara mudik dan liburan. Harapannya, pada Juni-Juli mendatang Bali benar-benar sudah siap menyambut wisman. Untuk itu, perlu peran semua pihak, dalam artian semua masyarakat dan pemerintah untuk mempersiapkan diri sejak saat ini sehingga tidak ada lagi lockdown dan PPKM. Termasuk, harapan pelaksanaan vaksinasi bisa merata dan lancar digelar sehingga gerbang internasional bisa segera dibuka.
Dengan terlaksananya vaksinasi di seluruh Bali maka akan terbentuk herd immunity dan bisa memberitakan ke pasar internasional bila masyarakat Bali sudah divaksin. “Bila masyarakat Bali sudah divaksinasi maka menjadi suatu terobosan dan meyakinkan wisman datang ke Bali,” jelasnya.
Lebih lanjut, mantan Ketua DPD REI Bali ini berharap ada data jumlah masyarakat Bali yang sudah divaksin. Harapannya, ekonomi Bali yang berasal dari sektor pariwisata bisa segara bangkit. Tidak dipungkiri, pandemi Covid-19 yang berlangsung selama satu tahun memberatkan pariwisata Bali dan membuat kontraksinya pertumbuhan ekonomi di daerah ini.
Seperti diberitakan, Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan menyebutkan, pemerintah melarang mudik Lebaran tahun ini menyusul masih berlangsungnya pandemi Covid-19 di Tanah Air. Pertimbangannya, masa libur termasuk perayaan momen keagamaan kerap menyumbang kenaikan angka kasus Covid-19. *dik