Tabanan (bisnisbali.com) –Jumlah kunjungan wisatawan ke Daya Tarik Wisata (DTW) Ulun Danu Beratan mulai mengalami peningkatan. Itu tercermin dari jumlah kunjungan wisatawan yang datang ke destinasi mengandalkan keindahan pura di tengah danau ini mencapai ratusan orang per hari didominasi wisatawan domestik luar Bali.
Ketua Perkumpulan Daya Tarik Wisata (PDTW) Ulun Danu Beratan, I Wayan Mustika, Selasa (30/3) mengungkapkan, saat ini wisatawan domestik sudah mulai berkunjung ke kawasan DTW Ulun Danu Beratan. Kondisi tersebut sekaligus mengalahkan jumlah wisatawan lokal Bali yang sebelumnya mendominasi kedatangan. Wisatawan domestik ini umumnya berasal dari Jakarta, Malang dan Banyuwangi.
“Umumnya wisatawan domestik ini datang ke kawasan wisata Ulun Danu Beratan dengan menggunakan kendaraan pribadi,” tuturnya.
Bercermin dari itu, meski jumlah kunjungan wisatawan tidak sebanyak sebelum pandemi, namun kunjungan wisatawan domestik ini mampu mendongkrak jumlah kedatangan dengan mencapai rata-rata ratusan orang per hari. Jumlah tersebut mengalami kenaikan dibandingkan dengan Februari 2021 lalu yang hanya mencatat kunjungan wisatawan 75 orang per hari.
Mengantisipasi lonjakan wisatawan sekaligus persiapan menjadi destinasi wisata zona hijau sesuai wacana pemerintah Kabupaten Tabanan. DTW Ulun Danu Beratan tidak melakukan persiapan khusus. Sebab, meski kunjungan meningkat, jumlah wisatawan yang datang ini belum mencapai 10 persen dari total kapasitas yang merupakan kawasan terbuka. Selain itu sambungnya, DTW Ulun danu Beratan sudah mengantongi lisensi Clean Health Safety and Environment (CHSE) dari Kemenparekraf RI, dan saat ini di kalangan staf manajemen sudah mulai melakukan proses vaksinasi Covid-19. Paparnya, saat ini di manajemen yang merupakan gabungan dari DTW Ulun Danu Beratan dan The Blooms Garden hampir 25 persen dari total 300 an orang sudah mengikuti program vaksinasi Covid-19.
Sementara itu, tahun ini DTW Ulun Danu Beratan dipastikan tidak akan menggelar festival yang sebelumnya sudah menjadi agenda rutin setiap tahun. Itu dilakukan karena dampak pandemi yang masih membayangi hingga kini, sehingga diyakini kegiatan festival tidak akan signifikan dalam upaya mendongkrak angka kunjungan wisatawan.
“Kalau ada bantuan dari pemerintah, kami lebih memilih dibantu dalam bentuk perbaikan fasilitas kawasan, sehingga bisa menopang biaya perawatan kawasan di tengah minimnya pendapatan,” kilahnya. *man